Dikenal sebagai kawasan wisata kepulauan dengan pantai pasir putih yang indah, Maladewa juga merupakan sebuah negara yang mayoritas berpenduduk Muslim. Bahkan, Konstitusi Maladewa pada 2008 silam menjadikan Islam sebagai satu-satunya agama yang diakui oleh negara.
Berkaitan dengan hal itu, masyarakat Maladewa memiliki tradisi tersendiri ketika merayakan hari-hari besar keagamaan tiba. Menyebut Maladewa menyebutnya Kuda Eid atau Fithru Eid.
Dilansir dari laman pariwisata Maladewa, sebagaimana pemahaman umum tentang Idul Fitri, Kuda Eid merupakan awal dari bulan Syawal, atau bulan ke 10 kalender Hijriah yang sekaligus menjadi akhir Ramadhan.
Untuk itu, tanggal 1, 2, dan 3 Syawal di Maladewa ditetapkan sebagai hari libur nasional, sebagaimana kebanyakan negara berpenduduk mayoritas Muslim menerapkannya.
Tak jauh berbeda dengan Indonesia, Kuda Eid selalu diawali dengan ibadah shalat Idul Fitri di masjid pada pagi hari. Setelah itu, masyarakat kembali ke rumah masing-masing, dan saling mendoakan satu sama lain.
Kali ini, Kuda Eid akan jatuh pada Rabu (5/6/2019), sama seperti di Indonesia. Informasi ini disampaikan langsung oleh pemerintah melalui saluran televisi.
Di hari ini, masyarakat Maladewa membagi-bagi rezeki kepada orang-orang miskin yang membutuhkan, mengenakan baju terbaiknya, dan memeluk satu sama lain untuk mengucapkan selamat.
Namun, ada yang berbeda dari perayaan Idul Fitri di negara kepulauan yang terletak di Samudera Hindia ini. Masyarakat yang tinggal di desa atau kawasan rural, memiliki cara tersendiri untuk merayakan Idul Fitri atau Kuda Eid.
Mereka akan melakukan tarian tradisional bernama Bodu Beru saat hari raya ini tiba. Orang-orang turut berpartisipasi dan membawakannya dengan begitu antusias. Suasana Kuda Eid di Maladewa pun berlangsung dengan menyenangkan dan penuh senda gurau.
Bodu Beru, dikenal sebagai tarian tradisional tertua yang masih tertinggal dari kebudayaan Dhivehi. Tarian ini diikuti oleh 15 orang yang bernyanyi dan memainkan alat musik drum.
Pesan yang terkandung dalam lagu-lagu yang dibawakan pun beragam, ada yang menyoal cinta, humor, bahkan bercerita tentang kepahlawanan.
Mulanya, musik dan tarian akan dimainkan secara perlahan, namun lama kelamaan, gerakan, musik, juga nyanyian yang dibawakan akan semakin meriah dan atraktif. Gerakan tarian Bodu Beru juga tidak hanya terdapat satu jenis, melainkan beragam.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…
Lihat Komentar