Dua maskapai sudah beberapa bulan ini tak lagi menerbangi rute Sabang-Medan. Hal ini pun berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Sabang.
Maskapai yang biasanya melayani rute Bandara Maimun Saleh Sabang-Bandara Kualanamu Medan, Sumatera Utara menghentikan penerbangan sejak lima bulan lalu. Akibatnya, jumlah kunjungan wisatawan ke pulau ujung paling barat Indonesia itu menurun.
Maskapai yang sebelumnya melayani rute Sabang-Medan atau sebaliknya yaitu Garuda Indonesia dan Wings Air. Kedua maskapai tersebut sudah menghentikan penerbangan sejak akhir 2018 lalu.
Wali Kota Sabang Nazaruddin mengatakan, penerbangan ke Pulau Sabang sebelumnya menggunakan bandara milik Lanud Maimun Saleh dengan panjang landasan terbatas. Di bandara tersebut juga menggunakan fasilitas serta berlaku standar militer.
“Sekarang kita prioritas membangun bandara baru,” kata Nazaruddin kepada wartawan saat ditemui di sela-sela kegiatan Khanduri Laot Festival di Kota Sabang, Minggu (31/3/2019).
Pasca lima bulan penerbangan terhenti, Pemko Sabang kembali melobi pihak maskapai agar mereka kembali melayani rute ke ujung barat Indonesia. Saat ini, pihak Citilink sudah punya rencana untuk beroperasi ke Sabang.
“Kemarin kita sudah sampaikan ke Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman). Kita bilang Pak Luhut tolong penerbangan ke Sabang tolong dihidupkan kembali dan Pak Luhut kemarin sangat marah besar karena ditutup flight ke Sabang,” jelas Nazaruddin.
Nazaruddin mengaku belum mengetahui penyebab dua maskapai menghentikan penerbangan ke Sabang. Padahal, jumlah penumpang yang terbang dengan pesawat Garuda Indonesia dinilainya terus meningkat.
“Kita nggak tahu ya dari Garuda Indonesia sendiri padahal tingkat penerbangannya presentasenya naik dari 40 persen sampai 68 persen. Kita nggak tahu penyebabnya apa dan kita sudah melaporkan hal ini ke menteri perhubungan dan menteri maritim,” ungkapnya.
Ditutupnya penerbangan ke Sabang, menurut Nazaruddin berdampak terhadap kunjungan wisatawan. Soalnya, salah satu alat transportasi paling mudah dan cepat saat ini yaitu pesawat terbang.
“Saya pikir sangat mengganggu kedatangan wisatawan karena transportasi paling mudah sekarang kan penerbangan dan bandara itu (Lanud Maimun Saleh) tidak cukup untuk mendarat pesawat berbadan besar. Jadi di bandara baru kita punya panjang 4 kilometer saya pikir sudah lebih,” ucap Nazaruddin.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Sabang, Faisal, mengaku, penutupan penerbangan berdampak terhadap wisatawan dari Sumatera Utara yang berkunjung ke Sabang. Sementara turis asing tidak terlalu berpengaruh. Meski demikian, Faisal tidak merinci presentase penurunan jumlah kunjungan turis.
“Memang yang sangat berimbas terhadap wisatawan dari Sumatera Utara. Kalau dari asing tidak terlalu berpengaruh,” jelas Faisal.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…