Kurma adalah buah yang disukai Rasulullah. Sejak dulu buah ini dinikmati banyak orang karena kelezatannya.
Jamaah haji dan umrah sangat mudah menemukan buah kurma di Tanah Suci. Sambil beribadah, mereka bisa mencicipi buah rasulullah tersebut.
Berikut ini adalah tiga manfaat buah kurma bagi jamaah haji dan umrah di Tanah Suci.
Menambah tenaga
Jamaah haji dan umrah biasanya belum terbiasa dengan masakan Arab yang menggunakan bumbu kapulaga dan kayu manis. Mereka baru mendapatkan jatah makan pada waktu-waktu tertentu.
Misalkan sarapan pagi disediakan pada pukul 7.00 waktu setempat. Makan siang baru mereka nikmati setelah zuhur. Sedangkan makan malam biasanya baru dibagikan pada pukul 20.00 atau bahkan lebih malam lagi.
Agar tidak terkena sakit magh, lebih baik jamaah mengonsumsi kurma. Buah ini mengandung kalori yang cukup untuk menambah tenaga.
Mencegah Penyakit
Buah kurma juga mengandung antioksidan dan berbagai nutrisi yang diperlukan untuk daya tahan tubuh. Asupan tersebut sangat dibutuhkan untuk menjaga stamina tubuh agar terhindar dari penyakit.
Haji dan umrah adalah ibadah fisik yang menguras tenaga. Tawaf mengharuskan jamaah berjalan kaki mengelilingi ka’bah hingga tujuh kali. Setiap putaran jamaah menempuh perjalanan mulai 100 — 200 meter.
Sa’i lebih jauh lagi. Sekali jalan saja dari bukit Shafa ke Marwah sudah mencapai 400 meter. Jika dikalikan tujuh putaran maka menjadi 2,8 kilometer.
Jika jamaah mengonsumsi kurma dan nutrisi yang cukup, maka stamina dapat terjaga dan ibadah haji-umrah sukses terlaksana.
Ibadah sunah
Mengonsumsi kurma merupakan ibadah sunah. Sebab Rasulullah menikmati buah ini. Bahkan Nabi menyebutnya sebagai buah surga.
Oleh-oleh
Selesai melaksanakan haji dan umrah, jamaah biasanya membawa oleh-oleh. Salah satunya adalah kurma. Buah palma khas tanah Arab itu memiliki harga berbeda-beda, mulai 3 riyal hingga ratusan riyal.
Seorang jamaah bisa membawa lima hingga puluhan kilogram kurma yang dibagikan kepada keluarga di kampung halaman.