Malam Lailatul Qadar adalah malam yang paling dinanti oleh umat Islam di seluruh dunia dari generasi ke generasi. Keistimewaan malam ini disebut lebih mulia dari pada seribu bulan.
Ulama dari berbagai mazhab bersepakat bahwa malam Lailatul Qadar tidak terjadi kecuali di bulan Ramadan. Dan ini hanya terjadi satu kali dalam satu tahun. Namun, mengenai pada malam apa Lailatul Qadar ini para ulama berbeda pendapat.
Perbedaan pendapat para ulama ini dapat dipahami karena memang tidak disebutkan secara pasti kapan malam paling dinanti itu tiba. Ada yang bilang malam itu terjadi pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
Perbedaan pendapat para ulama itu tidak menutup kemungkinan adanya tan-tanda datangnya malam mulia itu. Sekurangnya ada empat tanda kapan malam tersebut datang sesuai dengan riwayat hadis Nabi yang sahih.
Tanda datangnya malam Lailatul Qadar yang pertama adalah saat matahari terbit di pagi hari, namun tidak dengan sinarnya. Hal ini sesuai dengan Sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini.
Rasulullah SAW bersabda, “Matahari terbit pada pagi hari (yang malamnya merupakan malam Lailatul Qadar) tanpa cahaya yang menyilaukan. Ini seakan-akan seperti belanga hingga meninggi.” (HR Muslim)
Tanda yang kedua. Saat malam itu tiba, disebutkan dalam hadis riwayat Muslim bahwa pada malam itu, bulan terbit namun hanya terlihat separuhnya. Bulan pada malam itu terlihat seperti setengah mangkok.
Dalam riwayat Abu Hurairah RA, dia berkata, “Kami pernah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW. Kemudian beliau SAW bersabda, “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR Muslim)
Tanda ketiga, yaitu terkait hawa udara dan suasana langit malam yang cerah. Tidak terjadi udara yang ekstrem, tidak panas atau pun tidak terlalu dingin. Diriwayatkan Ibnu Khuzaimah.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ini (Lailatul Qadar) adalah malam yang cerah. Tidak panas maupun dingin. Kemudian, di pagi harinya (setelah melewati Lailatul Qadar), matahari bersinar dengan warna merah yang lemah.” (Disahihkan al-Albani)
Tanda keempat, ialah pemandangan langit malam dari bumi tampak cerah dan tidak tampak bintang yang dilempar ke setan-setan.
Diriwayatkan dari Watsilah bin Asqa’, Rasulullah SAW bersabda, “Lailatul Qadar ialah malam yang tenang. Tidak panas dan tidak pula dingin. Tidak ada mendung, hujan dan angin. Juga tidak ada bintang yang dilemparkan.” (HR Ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir).
Dari pemaparan tersebut di atas, semoga kita termasuk dari umat Islam yang dikaruniai dengan malam paling mulia ini.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…