Kerajaan Kamboja adalah sebuah negara berbentuk monarki konstitusional di Asia Tenggara.
Negara ini merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14.
Menjelang kemerdekaannya, Negara Kesatuan Republik Indonesia banyak membantu negara Kamboja ini.
Buku-buku taktik perang karangan perwira militer Indonesia banyak digunakan oleh militer Kamboja.
Oleh karenanya, para calon perwira di militer Kamboja, wajib belajar dan dapat berbahasa Indonesia.
Kamboja menjanjikan banyak wisata bersejarah bagi para pengunjungnya. Di bawah ini akan kami rekomendasikan 5 tempat paling bersejarah di Kamboja.
Simak baik-baik, ya!
- Angkor Wat
Angkor Wat adalah sebuah gugus bangunan candi di negara Kamboja yang merupakan salah satu monumen keagamaan terbesar di dunia.
Tempat ini mula-mula dibangun sebagai candi agama Hindu Kerajaan Khmer yang dibaktikan untuk dewa Wisnu, tapi perlahan berubah menjadi candi agama Buddha menjelang akhir abad ke-12.
- Bayon
Bayon adalah candi agung Kerajaan Khmer di kawasan Angkor, Kamboja dan dibangun pada akhir abad ke-12 hingga awal abad ke-13.
Candi yang kaya ukiran ini adalah candi agung resmi kerajaan yang bersifat Buddha Mahayana yang dibangun atas prakarsa Raja Jayawarman VII.
- Banteay Srei
Banteay Srei atau Banteay Srey adalah candi Khmer yang dibangun pada abad ke-10 Masehi.
Candi ini dipersembahkan kepada dewa Siwa, dewa utama dalam agama Hindu. Candi ini terletak di kawasan kota purbakala Angkor di Kamboja.
- Museum Nasional Kamboja
Museum Nasional Kamboja di Phnom Penh adalah museum sejarah, arkeologi, dan budaya terbesar dan paling terkemuka di Kamboja.
Museum ini adalah salah satu museum yang memiliki koleksi seni Khmer terbesar di dunia, termasuk seni patung, keramik, perunggu, dan benda-benda etnografi.
- Banteay Kdei
Banteay Kdei yang dalam Bahasa Khmer bermakna Benteng Berkamar adalah sebuah kompleks candi Buddha di Angkor, Kamboja.
Candi ini terletak di sebelah tenggara candi Ta Prohm dan sebelah timur kota Angkor Thom dan dibangun pada pertengahan abad ke-12 M pada masa pemerintahan Jayawarman VII.
Laporan: Fahlaivi