Dua fenomena alam terjadi di sekitar Ka’bah, Masjid Al Haram, dengan waktu yang berdekatan. Yang pertama yaitu, istiwa atau istiwa a’dham atau rashdul qiblah. Artinya, waktu matahari di atas Ka’bah. Bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
Peristiwa ini terjadi selama dua hari pada Senin (15/7) dan Selasa (16/7). Waktunya pada azan Zuhur waktu Makkah atau pada pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA.
Berdasarkan pantauan di Masjidil Haram, saat terjadinya //istiwa// itu di hari pertama, sinar matahari sangat terik menyengat kulit. Tak ada awan yang menghalangi pancaran sinar matahari langsung ke atas Ka’bah.
Pada saat itu, obyek yang ada di sekitar Ka’bah tidak memunculkan bayangan. Ini bisa dilihat dari orang-orang yang berdiri tegak lurus atau sebuah botol yang didirikan di lantai masjid, sama sekali tak menunjukkan bayangannya.
Sementara di hari kedua, di langit sekitar Ka’bah sedikit tertutup awan. Kemudian, terjadi sedikit angin yang berisi pasir yang membuat pandangan sedikit terhalang.Pancaran sinar matahari juga tak sepanas satu hari sebelumnya di hari yang sama. Namun, tetap obyek di sekitar Ka’bah yang berdiri tegak lurus tak menunjukkan bayangannya.
Terkait peristiwa ini, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Agus Salim mengatakan ristiwa tersebut biasanya digunakan umat Islam untuk memverifikasi kembali arah kiblat. “Verifikasi dapat dilakukan dengan menyesuaikan arah kiblat dengan arah bayang-bayang benda pada saat rashdul qiblah,” kata Agus beberapa hari lalu.
Peristiwa kedua terjadi pada Selasa (16/7) pukul 23.20 waktu Arab Saudi (WAS) hingga Rabu (17/7) pukul 00.15 WAS. Di mana, terjadi peristiwa gerhana bulan di langit Makkah.
Atas peristiwa ini, dilakukan shalat gerhana di Masjid Al Haram yang dilaksanakan sbeanyak dua rakaat. Durasi waktu shalat ini dilakukan pada Selasa (16/7) pukul 23.20 hingga Rabu (17/7) pukul 00.15 WAS. Shalat digelar dalam fase gerhana sebagian di atas langit Masjid Al Haram.
Shalat gerhana ini dipimpin Syekh Abdullah bin ‘Awwad Aljuhany. Setelah shalat, khatib berkhotbah mengajak jamaah untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap kekuasaan Allah.
“Mari kita tingkatkan taqwa dan marilah kita ingat bahwa fenomena alam ini tanda kekuasaan Allah,” katanya.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…
Lihat Komentar