Pengelola museum Pages from History Jaber Abdullah al-Ghamdi mulai membeli perpustakaan sejak lama. Dia menemukan banyak dokumen tentang pendiri Arab Saudi, Raja Abdul Aziz – mengakses Hail, Al-Ahsa, mencapai Taif. Kemudian ada juga dokumen Raja memasuki Jeddah, hubungan Saudi dengan negara-negara Ottoman dan Inggris.
“Hampir satu juta dokumen dengan nilai tak ternilai bagi sejarah Arab Saudi,” kata Al-Ghamdi.
Dia segera berdiskusi dengan Yayasan Raja Abdul Aziz untuk Penelitian dan Arsip yang berhasil mengumpulkan dokumen. Kumpulan dokumen itu adalah mata rantai yang hilang dalam sejarah Raja Abdul Aziz.
Ada pun halaman pers yang mendokumentasikan sejarah Arab Saudi dan para pemimpinnya, Al-Ghamdi mulai dengan arsip hampir 500 ribu salinan surat kabar atau dari awal surat kabar Al-Bilad didirikan pada 1932 hingga 1960.
“Saya bekerja lebih dari delapan hingga 10 jam sehari, sampai saya berhasil membuat koleksi referensi tentang Raja Abdul Aziz dan putra-putranya,” ujarnya.
Dia mencontohkan telah menyiapkan 450 halaman dokumen tentang Raja Faisal yang berisi berita, laporan, prestasi, dan dekrit-dektit kerajaan sejak diangkat sebagai putra mahkota hingga naik takhta pada 1964.
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud adalah salah satu penggemar surat kabar. Karena itu, dia menyarakan pada kolumnis yang ingin menulis tentang negara, entitas pemerintah, sejarah Raja Abdulaziz, atau bahkan garis keturunan suku di Arab, maka harus benar-benar memahami isu itu.
Museumnya berisi lebih dari 2.500 halaman surat kabar tentang Raja Salman. Dokumentasi itu berisi posisi pertamanya sebagai wakil gubernur, gubernur Riyadh pada 1954-1955, menteri pertahanan, putra mahkota, dan raja Arab Saudi.
“Kami telah mendokumentasikan semua prestasinya. Hubungannya dengan saudara-saudaranya,” ujar dia.
Al-Ghamdi berharap pejabat di kementerian dan organisasi besar, seperti kementerian media, kementerian budaya, Saudi Aramco, Darah, KFNL, KAPL, dan banyak lainnya menunjukkan berpartisipasi dalam pendokumentasiaan sejarah negara. Dia menyewa empat apartemen berukuran total 800 meter persegi.
Dia menerima lisensi dari Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Warisan Nasional (SCTH). Tetapi berharap diberi ruang oleh SCTH atau Kota Jeddah. “Saya membutuhkan tempat setidaknya 2.500 meter persegi. Tujuannya untuk menampilkan sejarah Arab Saudi di semua tingkatan,” kata Al-Ghamdi.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…