Oleh Sugeng Rohadi
(Karyawan Swasta)
Kata Aik merupakan bahasa daerah setempat yang berarti air. Sipatn berati aliran sungai dan lotup artinya panas (yang meletup-letup). Aik Sipatn Lotup (berasal dari bahasa Dayak Jangkang) berati aliran sungai air panas.
Tempat wisata ini berada di Dusun Peruntan, Desa Sape, Kecamatan Jangkang, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Butuh dua sampai tiga jam perjalanan untuk sampai ke sana melalui jalan dari arah Sanggau–Mukok–Jangkang. Akses jalan masih belum sepenuhnya baik dan di musim penghujan akan disajikan perjalanan yang menantang.
Konon, Aik Sipatn Lotup memiliki cerita rakyat dan cerita mistisnya. Penemuan lokasi ini, sebagaimana diceritakan masyarakat setempat dimulai sejak 66 tahun silam oleh penduduk atau masyarakat di periode awal pembukaan kampung tersebut.
Aik Sipatn Lotup selain sebagai objek wisata juga dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Demikian diamini oleh Dogol, salah satu tokoh masyarakat setempat yang saya temui di sana. Menurutnya, masyarakat yang datang tidak jarang menggunakan airnya untuk mengobati penyakit kulit.
Besar kemungkinan Aik Sipatn Lotup mengandung belerang dan sulfur sehingga mampu mengobati penyakit kulit. Penyembuhan dengan cara alami ini sangat membawa berkah bagi masyarakat setempat untuk mengurangi ongkos berobat.
Dulu, daerah tersebut merupakan hutan belantara. Itu dibuktikan dengan masih adanya pohon-pohon besar di sekitar air panas yang tetap terjaga hingga sekarang. Ada sejumlah larangan bagi warga setempat untuk menebang pohon-pohon besar tersebut. Hal ini dimaksudkan agar suasana aslinya tidak hilang begitu saja.
Tempat tersebut belum sepenuhnya dikelola secara profesional. Pihak desa menunjuk beberapa orang untuk membantu pengelolaan kawasan tersebut baik dari segi kebersihan maupun keindahan dan perawatannya.
Kawasan yang sekarang berupa Dusun Peruntan adalah hutan belantara. Di sana terdapat pohon-pohon besar. Dipercaya, seekor anjing adalah penemu pertama sumber air panas tersebut.
Pada saat diajak berburu oleh majikannya ke hutan, anjing itu masuk ke dalam hutan. Dari dalam hutan ia terus menggonggong hingga akhirnya dicari oleh pemiliknya dan sampai di satu tempat yang terkenal hingga sekarang.
Kawasan ini mulai ditempati sekira tahun 1953. Kelamaan, warga bertambah banyak hingga sekarang. Menurut cerita, Aik Sipatn Lotup ini ditemukan kira-kira setahun setelah adanya warga yang bermukim di kawasan tersebut.
Di masa itu, berburu adalah salah satu aktivitas warga di sana. Sampai pada satu waktu, ada dua warga bernama Kek Ria (bapak) dan Banteng (anak) pergi memasang bubu di bagian hulu Sungai Uru. Saat itu mereka membawa seekor anjing peliharaan. Tengah asik memasang bubu, si anjing ini kemudian pergi di sekitar hutan belantara.
Si bapak dan si anak ini tetap berada di tempat semula. Hanya anjingnya saja yang pergi. Saat tengah asik memasang bubu di hulu sungai, anjing mereka melolong seperti menemukan sesuatu. Awalnya mereka tidak terlalu menggubris. Namun, karena lolongan anjing itu tidak berhenti, akhirnya dua beranak ini mencari asal lolongan anjing itu dan menyusulnya.
Sampailah dua beranak ini di satu tempat, mereka melihat anjingnya itu berada dipinggir sebuah aliran sungai yang membentuk kolam. Anjing itu masih melolong. Setelah diamati seksama, ada seekor kijang mati di air itu. Si bapak kemudian hendak mengambil kijang namun saat menyentuh airnya ternyata panas.
Kijang yang mati itu berhasil diangkat dengan kayu. Daging kijang itu sudah masak karena terendam air panas. Keduanya kemudian pulang dengan membawa serta anjingnya. Sampai di kampung, si bapak menceritakan kepada warga setempat yang akhirnya beramai-ramai pergi ke sumber air panas itu.
Setelah warga setempat tahu dan percaya, mereka kemudian membersihkan area sekitar lokasi sumber air panas itu. Dalam waktu yang lama, informasi penemuan sumber air panas ini menyebar kedaerah lain termasuk ke kota.
Dia menceritakan, setelah informasi ini sampai ke kota, pernah ada warga yang datang untuk berobat (Begadong) selama tujuh hari tujuh malam.
Sampai sekarang banyak warga dari berbagai daerah datang ke Aik Sipatn Lotup bukan hanya untuk kepentingan wisata saja. Banyak juga yang datang untuk berobat dan penyembuhan penyakit. Makanya, lanjut dia, kawasan ini dijaga betul keasliannya. Dan ada sejumlah larangan yang tidak boleh dilakukan oleh pengunjung termasuk mengotori air panas tersebut.
Selain menjadi tempat wisata yang punya cerita rakyat, Aik Sipatn Lotup juga punya cerita legenda. Sosok perempuan tua dengan membawa seekor kambing pernah ditemui. Sampai kini, tak satu pun warga yang mengetahui secara jelas siapa sosok itu sebenarnya.
Konon, sosok perempuan tua yang membawa kambing memang pernah dijumpai oleh warga setempat. Meskipun itu secara tidak sengaja. Beberapa dari mereka yang akan pergi ke ladang dengan melewati jalan itu bahkan tak jarang bertanya kepadanya.
“Mau kemana nek,” begitulah tanya warga yang pernah berjumpa. Dia hanya menjawab “mau ke sana.” Kadang juga tidak menjawab sambil terus berlalu. Kebanyakan mereka yang menjumpai tidak terlalu menggubris dan terus berjalan menuju ladangnya.
Sosok ini (atau mereka sebut nenek tua) memang tidak banyak bicara sebagaimana cerita orang-orang ini. Pakaian yang dikenakan juga biasa seperti kebanyakan warga di sana. Hanya saja, seekor kambing yang dibawanya adalah sebagai tanda.
Sempat ada warga yang berpapasan dengan sosok ini. Saat ia pulang ke pemukiman lalu bertanya “Adakah lihat nenek-nenek bawa seekor kambing lewat di kampung kita?”. Orang-orang kampung bahkan heran dan mengaku tidak pernah melihat sosok sebagaimana yang ditanyakan tersebut. Kisah ini masih biasa diceritakan termasuk ketika saya mengunjungi lokasi tersebut.
Penampakannya dipercaya tidak mengganggu. Selama saya di sana memang tidak ada yang aneh-aneh. Cerita tentang sosok tua ini mengakar sekali di masyarakat namun, Puji Tuhan, orang-orang di kampung tidak merasa takut.
Kepercayaan di masyarakat, apabila sosok ini muncul, pertandanya akan terjadi sesuatu. Tragedi kerusuhan di tahun 1990an adalah buktinya. Sehari berselang, usai warga menjumpai sosok ini, kejadian besar di Kalimantan Barat pun pecah.
Meski cerita legenda ini dipercaya, sejatinya orang-orang di kampung masih penasaran dengan sosok perempuan tua ini. Perempuan tua ini dipercaya bukan dari kalangan manusia biasa. Karena keberadaannya juga tidak diketahui secara jelas dan hanya dapat dijumpai dengan ketdaksengajaan oleh orang-orang tertentu saja.
Cerita perempuan tua ini mungkin ada kaitannya dengan sosok perempuan yang menjadi bagian dari Aik Sipat Lotup. Beberapa tahun lalu, kolam air panas itu memang sempat dibendung oleh warga setempat dengan maksud agar air panas itu tidak mengalir kemana-mana.
Sebelumnya, saya telah menceritakan bahwa tidak jauh dari kolam air panas ini terdapat aliran sungai kecil yang airnya dingin. Masyarakat disana percaya, sungai dingin dan kolam air panas ini merupakan “nyawa” bagi sosok ini sehingga tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya.
Kolam air panas itu akhirnya dibendung. Namun, malam harinya, sejumlah warga di kampung itu mimpi didatangi oleh seorang wanita. Perempuan tersebut digambarkan seperti layaknya perempuan pada umumnya. Hanya saja itu hadir didalam mimpi. Di dalam mimpi warga tersebut perempuan itu meminta agar bedungan tersebut dibuka karena ia sesak nafas.
Mendengar itu, beberapa warga kemudian membuka bendungan tersebut. Itu sebabnya, bila dilihat, di bagian sudut kolam yang mengarah ke jalan keluar tempat wisata itu saat ini memang dibuka sedikit untuk mengalirkan air panasnya.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…