Bagi jamaah haji yang sudah tiba di Makkah dan melaksanakan umrah, sudah bisa membayar dam atau denda. Pembayaran denda karena jamaah haji Indonesia umumnya melaksanakan haji tamattu atau melaksanakan umrah dulu baru haji.
Pembayaran bisa dilakukan melalui Bank Al Rajhi, salah satu bank pemerintah. Dan, bisa juga dilakukan dengan mendatangi langsung pasar hewan.
Hingga tahun lalu, jamaah haji yang membayar dam secara langsung akan mengunjungi pasar hewan atau lebih familiar disebut pasar kambing di Kakiyah. Namun, mulai tahun ini, pasar kambing tersebut sudah diratakan oleh pemerintah Arab Saudi. Karena, di sekitar pasar kambing ini sudah dipenuhi oleh pemukiman.
Sebagai gantinya, pemerintah Arab Saudi membangun pasar kambing di An’am. Lokasinya berada di perbatasan Jeddah-Makkah. Jaraknya sekitar tiga kilometer dari Pasar Kakiyah dan 10 kilometer dari Masjidil Haram.
Lokasinya ini disebut Asyaroh atau kilometer 10. Di sisi kanan dan kiri pasar ini adalah gunung-gunung batu dan tanpa pemukiman. Pasar ini sendiri dinamakan pasar An’am yang berarti hewan. Jika diartikan, pasar ini disebut pasar hewan.
Belum banyak jamaah haji ke Pasar An’am
Belum banyak jamaah yang mengunjungi lokasi ini. Hanya ada beberapa orang jamah haji Indonesia yang mewakili teman-temannya di rombongan untuk membayarkan dam mereka.
Misalnya, Adnan, jamaah haji asal Indonesia tersebut mewakili 83 orang teman-temannya. “Saya beli kambing untuk dam haji tamattu totalnya 83 ekor,” kata Adnan.
Dia memilih membeli sekarang karena khawatir jika dibeli pascawukuf, pasar akan padat dan mencari kambing lebih sulit. “Dan, sekarang bisa memilih sendiri kambing yang sehat dan besar dengan harga bervariasi,” kata Adnan.
Ali Hasan, salah seorang pedagang kambing menjelaskan, bahwa rata-rata harga kambing di sini seharga 280 riyal untuk yang kecil. Sementara, untuk yang besar dihargai 350 riyal.
“Yang kecil 280 yang besar 350 riyal dan ongkos potongnya 20 riyal,” kata Ali.
Menurutnya, yang dijual ini adalah kambing asli Arab Saudi. Bagi kambing yang sudah terjual, akan ditandai dengan warna hijau. Tujuannya agar mudah ditemui saat di tempat pemotongan.
Adapun pembagian dagingnya, akan dibagi kepada orang-orang miskin di sekitar pasar. Bisa juga, pembeli membawa dagingnya dan membagi-bagikannya sendiri.
Sementara, Sulthan, petugas keamanan pasar An’am mengatakan, operasional pasar ini baru dua bulan dibuka. “Baru dua bulan,” kata Sulthan.
Menurutnya, di Makkah ini ada tiga tempat pasr hewan. Yaitu, di Moashem dekat Mina, di Akasiyaah, dan di An’am ini. “Kalau Kakiyah sudah tutup,” kata Sulthan.
Namun, menurutnya yang paling besar adalah di sini. “Ada sapi dan unta juga,” kata Sulthan.
Dia mengaku tidak tahu berapa jumlah kambing atau hewan kurban yang dipotong setiap harinya. “Wah banyak, apalagi kalau musim haji,” kata Sulthan.
Sulthan juga menjelaskan soal pembagian dagingnya. Menurutnya, pembeli bisa memberikan daging ini kepada fakir miskin di Makkah.
“Di sini juga tidak apa-apa, di sini banyak fakir miskin,” kata Sulthan.