Nabi Muhammad SAW adalah orang paling mengerti umatnya. Seperti kita tahu, umat beliau tidak semuanya memiliki akses pendidikan yang sama.
Ada umat Nabi yang tinggal di Makkah dan beriman kepada Allah SWT, lalu menerima pencerahan Islam. Ada yang tinggal di Madinah, yaitu Kaum Anshar, yang punya sikap suka menolong.
Namun ada pula umat Nabi Muhammad SAW yang merupakan orang pedalaman, bangsa Arab yang tinggal nomaden di gurun-gurun pasir. Mereka cenderung menjalani hidup yang lebih sederhana.
Mereka yang tinggal di secara berpindah-pindah dan gemar menggembala ini, biasanya disebut Arab Badui. Karena pola hidup sederhana itu, akses kepada kebudayaan kota pun rendah.
Meski begitu, Nabi Muhammad sangat mengerti mereka. Tidak membenci, justru beliau mengayomi. Nabi memperlakukan mereka setara dengan warga Makkah dan Madinah, bahkan mendapat keistimewaan.
Suatu ketika, ada seorang Arab Badui yang kedapatan kencing di Masjid Nabawi. Kencing di salah satu sudut masjid yang paling suci bagi umat Islam itu.
Melihat kejadian itu, sontak para sahabat Nabi marah. Para sahabat merasa ini adalah perbuatan yang menghina. Sikap para sahabat tersebut dapat dimaklumi.
Apapun alasannya, sebagai umat Islam, pasti marah melihat tempat ibadahnya dikencingi orang seenaknya. Apalagi ini adalah masjid suci yang digunakan oleh Nabi shalat.
Saat para sahabat hendak memarahi si Badui itu, Nabi Muhammad justru mencegahnya. Malah, Nabi menyuruh agar dia menyelesaikan hajatnya itu.
Nabi Muhammad, sebagai teladan umat manusia, mengetahui dengan pasti bahwa orang Badui itu tinggal di pedesaan di mana mereka tidak mengerti tata krama dan sopan santun.
Kisah tersebut termaktub dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyatakan, “Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Seseorang Arab Badui memasuki masjid, lalu ia kencing di dalamnya. Maka para Muslim datang untuk membunuhnya.
“Nabi saw bersabda, ‘Biarkan dia, karena ia tidak mengetahui.’ Kemudian beliau memanggilnya dan berkata kepadanya, ‘Ini adalah masjid Allah, dan tidak halal untuk kencing di dalamnya. Jika engkau terdesak, maka kencinglah di sudut yang tersembunyi.’ Maka ia kencing di sudut yang tersembunyi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari kisah ini kita bisa belajar bahwa setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dan perbedaan karakter manusia itu, terakomodir oleh Islam dengan baik.
Selain itu, Nabi Muhammad justru menunjukkan sikap yang sangat membanggakan dan patut kita teladani. Beliau malah mengajarkan si Arab Badui itu tata krama, dan tidak dimarahi. Semoga kita bisa mencontoh perilaku Nabi Muhammad SAW dari segala sisi.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…