Kalau sedang ke Singapura, biasanya menginap di mana? Kalau saya sih tergantung tebal-tipisnya dompet. Jika dompet sedang penuh, maka gaya sedikit dengan menginap di daerah Orchad.
Tapi jika duit pas-pasan, Chinatown jadi pilihan. Pernah juga ketika sedang bokek tapi ingin jalan-jalan, ya menginap di daerah Geylang, Red Light District, di Singapura.
Realistis saja, ini namanya liburan berdasarkan isi dompet. Keinginan menyesuaikan fulus, bukan sebaliknya.
Nah, suatu kali salah satu teman saya berulang tahun dan merayakannya di Singapura. The birthday boy menginap di daerah Kampong Arab dan menyarankan saya untuk menginap di sana juga. Yo wis, saya ikuti sarannya. Siapa berani menolak permintaan orang yang ulang tahun, kan?
Keputusan yang tidak saya sesali, karena ternyata Kampong Arab ini menyenangkan sekali! Arab Street yang terletak di Kampong Glam ini menyimpan banyak pesona budaya yang bisa dijelajahi hanya dengan jalan kaki. Tinggal siapkan topi dan tabir surya saja, and we’re all good to explore the place!
Berjalan-jalan di sekitar Arab Street itu seperti berada di tempat lain, bukan di Singapura. Bangunan-bangunan kuno dengan jendela-jendela besar terbuka lebar dan terawat baik. Kursi-kursi berjajar rapi seolah ramah mengundang siapa saja untuk datang, duduk, dan bersantap ria. Ya, Kampong Arab memang terkenal dengan kedai-kedai makanan khas Timur Tengah dan juga toko parfum serta karpetnya. Serasa jadi Aladdin deh.
Aktivitas Wisata yang Bisa Dilakukan di Seputar Kampong Arab
1. Mengunjungi Masjid Sultan
Kudu banget mengunjungi Masjid Sultan yang sudah berdiri lebih dari satu abad ini. Masjid dengan kubah berwarna emas yang terlihat mencolok dari kejauhan ini menjadi poros utama masyarakat Muslim di Singapura.
2. Memuaskan Hasrat Narsis di Haji Lane
Salah satu tempat wajib buat para penggila foto memuaskan hasrat narsis berpose dengan berbagai gaya. Haji Lane harus dihampiri karena tempatnya yang ‘kekinian’ banget dengan mural-mural trendi yang hits banget.
Pastikan untuk datang pagi-pagi biar fotonya enggak bocor. Spot-spot di sini sudah kayak tempat sunah yang dikunjungi banyak orang. Mural-mural ini berganti setiap beberapa bulan sekali lho, jadi jangan khawatir bosan karena muralnya sama, selalu ada yang baru di sini.
3. Menikmati Pasar Malam
Yang unik dari Kampong Arab adalah suasana siang dan malam harinya itu beda banget. Berubah 180 derajat! Di siang hari, Kampong Arab terlihat cantik dan menawan dengan bangunan-bangunan tuanya yang elegan.
Namun begitu malam tiba, suasananya mendadak menjelma meriah dengan musik gambus yang keras. Mural-mural yang ada di Haji Lane menghilang, berganti dengan restoran-restoran kecil yang lively. Well, enggak hilang lenyap sih, tapi bagian luar dari dinding-dindingnya terisi kursi-kursi tempat kongko yang seru. Terasa di Kuta.
Riuh tawa orang-orang terdengar nyaring di sana-sini sambil menyantap makanan. Terdengar juga tawar-menawar harga barang dagangan seperti kerudung, parfum, atau bahkan piring dan gelas. Seru banget kan? Siapa bilang pasar malam cuma ada di Indonesia? Di sini juga lengkap dengan berbagai macam bahasa.
4. Wisata Kuliner: Mencicipi Nasi Briyani
Belum lengkap ke Kampong Arab kalau belum mencicipi Nasi Briyani. Ada banyak tempat yang menjualnya, namun yang paling autentik adalah Kedai Makan Singapore Zam-zam yang sudah ada lebih dari satu abad lalu. Lokasinya memang agak jauh di belakang tapi layak banget dicoba.
Porsi yang dihidangkan di sini raksasa lho, jadi siapin space yang luas di perut ya. Selain Nasi Briyani, di sini dijajakan juga Roti Canai, Martabak Kambing, hingga aneka makanan dengan bumbu dasar kari. Rasanya medok banget Arab, ya. Jadi yang suka bumbu kari yang kuat bakalan suka, tapi kalau yang enggak kuat bisa makan timun buat menetralisir rasa.
5. Mampir ke Malay Heritage Centre
Tidak jauh dari Masjid Sultan, terdapat sebuah Museum Budaya Melayu. Kok di Kampong Arab ada budaya Melayu? Tadi kan sudah saya bilang, kalau Kampong Arab ini unik. Selain budaya Arab, ada juga budaya Melayu dan Bugis di sini.
Lokasinya sendiri hanya berjarak sekitar satu kilometer dari Kampong Bugis. Di museum ini kita dapat mempelajari sejarah perkembangan masyarakat Melayu di Singapura, yang ternyata ada yang datang dari Indonesia juga lho. Menarik, kan?
Mampir ke Kampong Arab di Kampong Glam ini memang memberikan sensasi pengalaman yang berbeda. Pengalaman religiusnya ada, kulinernya dapat, bahkan pengalaman agak hedon-nya juga ada. Paket komplet banget.
Ada paket walking tour yang dijual untuk mengelilingi Kampong Glam dengan durasi 2 jam, yang dijual sekitar Rp 300 ribuan per orang. Pilihan pemandunya banyak, ada pemandu berbahasa Inggris, Melayu, bahkan Arab.
Tinggal tanya hotel atau hostel tempat menginap saja soal itu, dan dengan senang hati mereka akan memberitahukannya.
Berwisata ke Kampong Arab di Singapura ini aman dan nyaman untuk anak-anak, lansia, dan dewasa. Berbagai jenis makanan ada untuk mereka dan kontur jalannya rata, sehingga oke untuk kereta dorong bayi atau kursi roda. Jangan khawatir mengajak keluarga ke sini ya.
Selamat menjalankan ibadah puasa, teman-teman semua.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…