Oleh : Mohammad Hasan, Bangkalan Madura
Batu Radja atau Manitan? Sama saja sepertinya. Masyarakat sekitar menyebutnya Manitan. Air terjun kecil yang berasal dari sungai tadah hujan di timur desa saya itu. Saat musim hujan air terjunnya mengalir deras. Sedangkan saat musim kemarau hanya sedikit air yang mengalir.
Sejak kecil saya sudah mendengar nama Manitan itu, tapi belum pernah, atau tidak boleh mengunjungi oleh ibu saya dulu. Baru beberapa tahun yang lalu saya mengunjunginya untuk yang pertama kalinya setelah sekian tahun.
Sedangkan nama Batu Radja baru populer beberapa tahun terakhir ini. Berawal dari kunjungan komunitas My Trip My Adventure untuk meliput tempat wisata alam di berbagai pelosok Nusantara yang belum terjamah tangan-tangan jahil manusia.
Tak berapa lama kemudian, tersebutlah nama air terjun Batu Radja itu dalam tayangan video yang diunggah di akun You Tube komunitas tersebut. Sejak saat itulah wisata alam air terjun Batu Radja atau Manitan itu terkenal.
Air terjun ini sebenarnya berasal dari aliran air sungai atau kali tadah hujan yang mengalir sepanjang dusun Berguh di selatan desa Banyubunih sampai ke Dusun Palongan di timur desa Banyubunih. Selain itu, aliran air terjun ini juga berasal dari sumber mata air Palongan yang ada sedikit ke selatan dari lokasi air terjun.
Kunon, sumber mata air Palongan merupakan salah satu sumber mata air utama di desa Banyubunih yang tidak pernah kering. Tetapi, dibandingkan dengan dua sumber mata air lainnya yang ada di desa Banyubunih, sumber mata air Palongan relatif kecil.
Oleh karena itu air terjun Batu Radja hanya mengalir deras ketika musim hujan saja. Sedangkan ketika musim kemarau, debit air terjun yang mengalir relatif kecil karena aliran air hanya berasal dari sumber mata air Palongan saja.
Air terjun Batu Radja ini terletak di sebuah desa kecil di pedalaman Madura. Tepatnya di dusun Palongan, desa Banyubunih, kecamatan Galis, kabupaten Bangkalan Madura. Dari jembatan Nasional Suramadu, pintu masuk pulau Madura, kira-kira butuh waktu satu jam perjalanan dengan menggunakan mobil sewaan.
Lokasi Air Terjun Batu Radja masih sangat alami. Tersembunyi dibalik bukit kecil nan hijau dan indah. Hamparan rumput hijau bertingkat-tingkat seperti terasering membentuk jalan setapak yang cukup menantang untuk ditaklukkan sebelum sampai ke lokasi air terjun.
Pohon-pohon besar yang rindang, juga sangat pandai menyembunyikan keelokan air terjun ini dari dunia luar. Sehingga, pengunjung yang baru pertama kali datang ke lokasi ini, harus benar-benar membuka mata dan telinga supaya dapat mendengarkan gemericik air terjun berjatuhan untuk menemukan lokasinya.
Sensasi berbeda juga dapat pengunjung rasakan dari atas bukit, yang ada didekat lokasi air terjun Batu Radja. Pengunjung dapat mendirikan tenda untuk berkemah di atas bukit air terjun Batu Radja pada malam hari. Kemudian esok paginya, pengunjung dapat menikmati pemandangan matahari terbit yang cantik rupawan bersinar dan tersenyum malu-malu kucing.
Hamparan rumput hijau yang masih basah karena embun menambah eksotis pemandangan pagi hari di sekitar air terjun Batu Radja. Kondisi alam yang masih sangat alami hanya dikelilingi pepohonan dan tanah lapang, tampak indah dibalut sinar matahari pagi yang kuning keemasan.
Sayangnya, akses jalan ke lokasi air terjun ini belum memadai. Seteleh melewati jalan utama desa Banyubunih yang beraspal, pengunjung akan diarahkan ke jalan setapak yang berlumpur untuk menjangkau lokasi air terjun lebih dekat.
Kendaraan mobil atau motor dapat diparkir dibalik bukit sebelum melanjutkan dengan berjalan kaki. Pengunjung akan disuguhi jalan-jalan kecil yang berliku dan naik turun perbukitan, sebelum sampai ke hamparan sawah yang hijau dan landai.
Dari lokasi hamparan sawah yang hijau tersebut pengunjung dapat berjalan lebih santai, sambil menikmati pemandangan bukit kecil yang berada di salah satu sisinya dan aliran sungai di sisi yang lain, sebagai pertanda sudah dekat dengan lokasi air terjun.
Menurut dua orang kawan saya, sebut saja namanya Anshori dan Abdulloh, air terjun Batu Radja ini sangat indah dan potensial. Indah karena lingkungannya masih sangat alami. Dan, potensial karena banyak tumbuh tumbuhan paku di sekitar lokasi air terjun.
Anshori merupakan aktivis yang suka sekali jalan-jalan ke destinasi wisata alam ala-ala backpacker gitu. Sedangkan Abdulloh adalah seorang guru honorer mata pelajaran Biologi/IPA terpadu di sebuah SMP Negeri, yang memiliki perhatian sangat besar terhadap lingkungan dan tumbuh-tumbuhan.
Jauh sebelum Air Terjun Batu Radja booming, Abdulloh pernah melakukan eksplorasi lingkungan di daerah sekitar air terjun tersebut. Abdulloh bersama dengan murid-murid sekolahnya membentuk komunitas pecinta lingkungan yang diberi nama SEL (Science Expedition Learning.)
Bersama komunitas itulah, Abdulloh pernah melakukan bersih-bersih sungai dan mempelajari tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar Air Terjun Batu Radja. Abdulloh sadar, lingkungan air terjun Batu Radja ini memiliki potensi wisata ilmu pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan yang sangat banyak. Khususnya tentang tumbuhan paku.
Sedangkan Anshori adalah traveler sejati. Hampir semua tempat wisata alam di pelosok tanah air ini, sudah pernah dikunjungi oleh Anshori. Mendengar ada potensi wisata alam air terjun Batu Radja belum dikelola secara maksimal, Anshori gelisah.
Anshori putra Banyubunih asli sebenarnya, hanya saja Anshori mengikuti orang tuanya yang memiliki usaha dan tinggal di Jakarta. Pernah, suatu hari Anshori pulang ke Madura dan mengajak saya diskusi tentang potensi wisata alam air terjun Batu Radja.
Saya yang kurang begitu mengerti tentang seluk beluk wisata alam, menyarankan Anshori untuk menghubungi Abdulloh saja. Saya pikir kolaborasi Abdulloh dan Anshori akan sangat baik untuk mengembangkan wisata alam air terjun Batu Radja menjadi lebih baik. Sebagai tempat wisata alam dan wisata ilmu pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan.
Setiap tempat wisata alam memiliki keindahan dan kekhasannya masing-masing. Termasuk air terjun Batu Radja di Manitan ini. Sumbu pemantiknya sudah dihidupkan sejak tempat ini dikunjungi oleh komunitas My Trip My Arventure Sehingga tempat ini akhirnya menjadi viral.
Para pelopor untuk mengembangkan tempat wisata inipun sudah ada pada diri Anshori dan Abdulloh sebagai putra asli Banyubunih. Tinggal membangun sedikit saja untuk menjadikan air terjun Batu Radja ini lebih baik dan indah.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…