Desa Zee Ain memiliki sebuah masjid yang dekat dengan sungai. Tempat sujud itu selalu menjadi titik kumpul masyarakat di sana, selain untuk beribadah dan dakwah Islam.
Bagi Muslim, masjid adalah sentra kegiatan dan kehidupan. Di sana mereka menjalin silaturahim, mengadakan berbagai kegiatan, dan beribadah.
Masyarakat di sana dulu juga menjadikan tempat sujud sebagai basis pergerakan. Di sana masyarakat beribadah, beristirahat, dan membangun pergerakan.
Zee Ain menjadi perhatian Kerajaan Saudi
Di bawah pengawasan Komisi Pariwisata dan Cagar Budaya Saudi (Saudi Commission for Tourism and National Heritage/SCTH), rencana pembangunan desa sudah dibuat.
Desa cagar budaya tersebut akan menjadi daya tarik wisatawan yang memutar roda perekonomian, meningkatkan daya tarik pariwisata, dan budaya.
Pembangunan wilayah kuno ini diperkirakan akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal yang menjadi pemandu wisata.
Bermodalkan kemampuan bahasa asing, masyarakat Saudi akan aktif terlibat dalam bisnis keramahan (hospitality). Bisnis semacam ini sedang digencarkan di Saudi. Sebab Kerajaan aktif mendukung kemajuan pariwisata.
Tak hanya pemandu, masyarakat setempat juga bisa menyediakan berbagai kebutuhan wisatawan, seperti kuliner, cinderamata, perhotelan, dan banyak lagi.
Berbagai kebutuhan wisatawan akan menjadi daya tarik turis mancanegara berdatangan ke sana. Selain menikmati nuansa kuno Zee Ain, mereka pasti ingin merasakan keramahan penduduk setempat.