Haji Dan Umrah

Belajar Sejarah dengan Mudah dan Menyenangkan di Museum As Haabee

Meseum As Haabee merupakan museum yang mengabadikan perjalanan para Sahabat Nabi Muhammad SAW. Di museum ini, pengunjung dapat melihat peninggalan para sahabat Nabi ketika sedang di Makkah atau Madinah.

Museum As Haabee berada di bagian barat Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Selain pada musim haji, para penunjung yang akan masuk ke museum ini akan dipungut biaya masuk.

Museum ini mulai dibuka untuk umum pada Juli tahun 2019. Nah, kabar baiknya adalah bagi para jamaah yang berasal dari Indonesia dan Malaysia, akan ada promo gratis masuk tanpa dipungut biaya.

Di dalamnya, terdapat 10 ruangan yang semuanya menyuguhkan hal-hal yang berkaitan dengan sejarah para Sahabat Rasul yang disajikan dalam bentuk video, gambar, foto, cuplikan, serta keterangan tertulis.

Ada juga penampilan dalam bentuk tiga dimensi (3D) yang berkaitan dengan sejarah Islam. Dimulai dengan menyuguhkan masa awal dakwah Islam, pengembangan Islam di Kota Madinah, kisah-kisah yang terjadi di era Khulafaurrasyidin, serta zaman di mana empat mazhab fikih terbentuk.

Museum yang mengedepankan teknologi canggih ini sangat nyaman untuk dikunjungi. Khususnya bagi para jamaah yang ingin tahu lebih dalam mengenai riwayat para sahabat dengan cara pembelajaran yang asik dan kekinian.

Ada yang berbeda dari museum-museum pada umumnya, alih-alih menyuguhkan benda-benda sejarah berupa artefak atau barang antik, museum ini hanya menyodorkan tulisan dan bentuk visual saja.

Tiket Masuk Museum As Haabee

Untuk harga tiketnya ketika musim haji berakhir, seharga 15 riyal atau sekitar Rp55 ribu untuk satu tiket. Namun, jika pengunjung dalam jumlah besar alias rombongan yang terdiri lebih dari 50 orang, maka tiket tersebut akan turun menjadi 10 riyal per tiket atau sekitar Rp38 ribu.

Ada dua kali jam buka untuk museum ini, yang pertama dari mulai habis shalat subuh hingga pukul 11 siang waktu setempat dan setelah shalat Ashar hingga pukul 22.30 malam waktu setempat.

Tak perlu khawatir bagi para jamaah yang tidak mengerti bahasa Arab, karena pihak museum telah menyediakan pemandu yang berbeda untuk setiap negara.

Bahkan, khusus untuk pemandu berbahasa Indonesia, pihak museum menyediakan dua pemandu sekaligus pada musim haji tiba, menyusul jumlah jamaah dari Indonesia paling banyak.

Lukman Hakim Saifuddin, selaku Amirul Hajj (14/8/2019) menyatakan bahwa keberadaan museum ini sangat bermanfaat bagi umat Islam. Sebab, para jamaah akan bertambah wawasan mereka mengenai riwayat para sahabat.

TFA News

Lihat Komentar

Recent Posts

Hegrah Al Ula, Saksi Bisu Kebeneran Kisah Nabi Salih dan Kaum Tsamud

Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…

2 months ago

Langkah Pemerintah Pakistan Kurangi Jumlah Pengemis di Arab Saudi

Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…

2 months ago

7 Tempat Doa Mustajab di Makkah, Dengan Niat Ikhlas Insyaallah Terkabul

Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…

2 months ago

Begini BPS Melakukan Survei Kepuasan Jamaah Haji 2024, Independen Tidak?

Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…

2 months ago

7 Julukan Kota Makkah dan Asal Usul Penamaannya

Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…

2 months ago

Dituding Mangkir dari Panggilan Pansus Haji, Ini Kegiatan Menag di Perancis

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…

2 months ago