Kita ketahui Ibadah haji merupakan ibadah yang sangat sakral. Bahkan sering kali ketika berangkat ke tanah suci, orang menganggapnya sebagai panggilan Allah SWT.
Berbeda dengan sekarang, prosesi pemberangkatan jamaah haji pada tahun 1970-an merupakan sebuah perjuangan. Hal inilah yang membuat sakral, di saat dunia penerbangan belum berkembang pesat seperti sekarang, sarana utama yang digunakan adalah transportasi laut.
Dahulu kapal laut menjadi armada andalan bagi rakyat Indonesia untuk berangkat haji ke Tanah Suci. Para jamaah rela terapung di samudera selama berminggu-minggu, bahkan sampai sebulan, menuju Arab Saudi.
Sebab itu, tak jarang ditemui calon jamaah haji yang wafat di atas kapal, sebelum sampai ke Tanah Suci. Meski demikian, waktu di atas kapal inilah banyak dimanfaatkan kepala rombongan untuk memberi atau mematangkan manasik haji.
Pemgalaman inilah yang tak tak dirasakan oleh jemaah haji setelah tahun 1979. Pasalnya, kapal-kapal pengangkut calon jamaah haji dari Indonesia terakhir kali beroperasi pada tahun itu.
Sebenarnya, kapal laut yang menajadi moda pengangkut calon jamaah haji sejak zaman Belanda itu masih berjaya hingga era 1960-an. Meskipun pesawat pengangkut jamaah haji sudah beroperasi sejak 1952.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…