Berkunjung ke Suku Asli Gurun Wahabi

Bagikan

Indonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, maka Oman adalah negara dengan 100 persen penduduknya adalah muslim.

Negara yang terletak di Teluk Persia Timur Tengah ini adalah salah satu negara yang aman tanpa konflik dan hampir tak berhutang dengan negara-negara lain. Hal tersebut menyebabkan Oman memiliki mata uang terkuat di dunia setelah Dinar Kuwait.

Sultan Qaboos Bin Sa’id Al Bou Sa’id sebagai pemimpin negara ini selama 38 tahun, berkatnya negara ini tumbuh menjadi negeri dengan penduduk yang ramah, dan religius.

Oman memiliki Ibukota Muscat yang merupakan kota cukup padat dan sibuk. Kota Muscat juga menjadi tempat tinggal satu setengah juta jiwa penduduk Oman.

Namun satu hal yang patut diingat jika berkunjung ke jazirah Arab adalah peluang untuk menemukan padang pasir, unta, dan teriknya matahari semakin besar.

Untuk kasus Oman, pemandangan seperti ini bisa dijumpai di kawasan Gurun Wahiba yang membentang sepanjang 180 kilometer (km) dari utara ke selatan.

Gurun Wahiba adalah tempat tinggal suku Bedouin atau yang dikenal dengan suku badui Arab.

Tak heran jika ada perkemahan tua di Gurun Wahiba yang dibangun di atas bukit pasir.

Namun kini, rumah-rumah suku Bedouin sudah cukup modern. Mereka tak lagi menggunakan tenda kain sebagai bahan baku utama, namun sudah diganti dengan bangunan semi permanen yang dilengkapi batang serta daun pohon kurma. Batang dan pohon kurma digunakan untuk menjaga kelembaban udara.

Satu-satunya hal yang cukup menyegarkan di Gurun Wahiba adalah shuwa, makanan khas suku Bedouin yang cara memasaknya yang sangat unik.

Potongan daging kambing, dan saus spesial dari beragam rempah (seperti kapulaga, jinten, cengkeh, lada hitam, dan bubuk cabe merah), ditambah cuka dan minyak sayur.

Memasak shuwa ala oman tidak bisa dilakukan sembarangan, karena harus membuat lubang di dalam pasir, dan lapisi dengan tong besi. Kemudian isi tong dengan potongan kayu bakar hingga menjadi arang, setelah lebih dari satu jam maka arang siap untuk digunakan. Setelah itu Shuwa siap dimasukkan dan ditunggu hingga matang.

Namun yang patut diingat ketika berkunjung ke jazirah Arab adalah peluang untuk menemukan padang pasir, unta, dan teriknya matahari semakin besar.

Untuk Oman sendiri, pemandangan seperti ini bisa dijumpai di kawasan Gurun Wahiba yang membentang sepanjang 180 kilometer (km) dari utara ke selatan.

Gurun Wahiba merupakan tempat tinggal suku Bedouin atau yang dikenal dengan suku badui Arab.

Jadi tak heran jika ada perkemahan tua di Gurun Wahiba yang dibangun di atas bukit pasir.

Namun sekarang, rumah-rumah suku Bedouin itu sudah cukup modern. Mereka tak lagi menggunakan tenda kain sebagai bahan baku utama, namun sudah diganti dengan bangunan semi permanen yang dilengkapi batang serta daun pohon kurma. Batang dan pohon kurma digunakan untuk menjaga kelembaban udara.

Satu-satunya hal yang cukup menyegarkan di Gurun Wahiba adalah shuwa, makanan khas suku Bedouin yang cara memasaknya yang sangat unik.

Potongan daging kambing, dan saus spesial dari beragam rempah (seperti kapulaga, jinten, cengkeh, lada hitam, dan bubuk cabe merah), ditambah cuka dan minyak sayur.

Memasak shuwa ala oman tidak bisa dilakukan sembarangan, karena harus membuat lubang di dalam pasir, dan lapisi dengan tong besi. Kemudian isi tong dengan potongan kayu bakar hingga menjadi arang, setelah lebih dari satu jam maka arang siap untuk digunakan. Setelah itu Shuwa siap dimasukkan dan ditunggu hingga matang.