Dua festival musik bertaraf internasional yang menampilkan komposisi jazz bernuansa etnik siap digelar. Jazz Gunung Bromo dan Jazz Gunung Ijen dipastikan tidak hanya membawa pengunjung menikmati sajian musik berkualitas, tetapi menawarkan indahnya pemandangan alam Bromo dan Ijen.
Perwakilan Jazz Gunung Indonesia Aldila Karina mengatakan event ini akan berlangsung meriah dan juga memberi kesan yang berbeda dengan festival musik lainnya, karena menampilkan keindahan alam dan harmonisasi musik yang baik sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatwan.
“Ada harmonisasi. Pengunjung bisa menikmati musik jazz dari musisi-musisi kampiun dengan balutan kesejukan serta dahsyatnya pemandangan alam pegununungan. Atapnya langit, sangat natural. Yang jelas sangat sulit untuk dicari tandingannya di belahan dunia lain,” ujarnya dalam keterangannya, Senin (1/7/2019).
Aldila mengatakan di lokasi acara juga terdapat pemandangan dengan latar belakang kawasan persawahan yang bisa dinikmati. Selain itu, ada juga ratusan patung terakota berwujud penari Gandrung yang tersebar di sekitar persawahan.
“Yang menarik, persawahan itu terletak 600 meter di atas permukaan laut. Sangat eksotis,” ujarnya.
Jazz Gunung Bromo 2019 sendiri akan dihelat lebih dahulu pada 26-27 Juli mendatang. Bertempat di Amfiteater Terbuka Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.
Sederet musisi Indonesia akan tampil menghibur pengunjung Gunung Bromo. Ada Djaduk Ferianto’s Ring of Fire Project feat, Didi Kempot & Ricad Hutapea, Tompi, Sierra Soetedjo, semua ada.
Selain itu, ada juga Candra Darusman Projects, Idang Rasjidi feat, Mus Mujiono,Tristan, Gugun Blues Shelter, Yuri Mahatma Quartet, Voyager 4, Debu, Geliga, Nita Aartsen Kwartet with special guest Rene Calvin, Antonio Marcos & Pablo Calzado.
Sementara itu, Jazz Gunung Ijen 2019 akan digelar di Banyuwangi, pada (21/9/2019) mendatang. Lokasinya di Amfiteater Terbuka Jiwa Jawa Resort Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Pengisi acaranya dari mulai Tompi, Yura Yunita, Parkdrive, Bintang Mencari Bintang, dan MLD Jazz Project, dipastikan siap kembali menghibur.
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung mengungkapkan musik adalah bahasa universal yang dapat dimengerti oleh siapapun sehingga dapat memberikan kesan yang baik bagi para pendengar dan wisatawan yang menikmati keindahan gunung Indonesia.
“Musik adalah bahasa universal. Bahasa yang bisa dimengerti siapa saja, termasuk wisatawan mancanegara. Di Jazz Gunung, selain menikmati alunan musik, wisatawan juga bisa merasakan langsung keindahan Bromo dan Ijen,” katanya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan dua even musik yang digelar di destinasi wisata itu sukses menjadi pembeda dari festival musik jazz lain. Pertaman, venuenya ada di dua destinasi keren, gunung Bromo dan gunung Ijen. Kedua, ada konsep keintiman musisi dan penonton yang diusung.
“Ini menjadi value tersendiri. Alunan musik jazz yang membuai akan bersanding manis dengan eksotisme Gunung Ijen dan Gunung Bromo yang fenomenal. Silakan datang ke Bromo dan Ijen. Ini pasti keren,” kata Arief