Dengan mencicipi nasi grombyang, seseorang akan merasakan manis yang berpadu dengan gurih kaldu yang menetes dari satai dan olahan daging yang ada di dalamnya. Tak hanya itu, ada juga aneka bumbu yang memperkaya rasa sajian khas Pemalang Jawa Tengah ini.
Pengunjung datang silih berganti ke rumah makan Nasi Grombyang Pak Haji Warso di jalan Martadinata, Pelutan, Kabupaten Pemalang. Meskipun saat itu ifthar belum tiba, namun para penikmat kuliner mulai memadati rumah makan yang memiliki luas sekitar 10×10 meter itu.
Satu-satunya hidangan yang disajikan di rumah makan itu adalah Nasi Grombyang. Di dalamnya terdapat potongan empal yang dibanjiri kuah kaldu keruh.
Hidangan satu ini mirip sekali dengan semangkuk soto khas Semarang atau soto khas Kudus. Sebab, cara penyajiannya dihidangkan dalam mangkuk kecil.
Sementara, kuah hitamnya yang mirip rawon dibiarkan penuh hingga tumpah-tumpah bersama rontokan daging hasil godokan yang lama. Tumpukan potongan empal juga mengumpul di tengah, dan dihiasi daun bawang yang dipotong-potong, serta ditaburi bawang goreng berwarna hijau dan putih. Tampilan itu sungguh membangkitkan selera makan, meski perut sudah kenyang.
Nasi Grombyang terasa nikmat ketika rasa manis dari kuah itu disruput oleh mulut. Potongan daging sapinya pun bervariasi mulai dari daging utuh sampai daging kenyal gajih.
Hanya saja, potongan-potongan daging itu terasa sangat kenyal dan lembut. Sehingga memanjakan lidah para penikmatnya, lantaran tak sulit untuk mengunyahnya.
Oleh karena makanan ini menggunakan mangkuk kecil khas soto, dan tampilannya pun mirip soto, maka tak heran banyak orang mengira makanan ini sejenis soto. Hanya saja, hal yang membedakan Nasi Grombyang dengan soto yang lain adalah menu ini tak menggunakan tauge dan juga bihun sebagai pelengkap, seperti soto-soto yang lain.
Sementara, makan makanan jenis soto ini, tak lengkap bila tak diiringi dengan lauk pauk yang lain. Adapun pendamping Nasi Grombyang sendiri terdiri atas kerupuk emping, kerupuk udang, dan juga aneka sate daging sapi.
Imam Hidayat, anak Haji Warso yang meneruskan perjuangan ayahnya itu mengatakan setidaknya ada beberapa menu sate yang disediakan untuk mengiringi makan Nasi Grombyang.
“Aneka satainya terdiri atas daging sapi, jantung sapi, tulang muda, iso sapi, dan babat kikil,” ungkap Imam.
Nama Nasi Grombyang diambil dari isian makanannya yang terdiri atas sedikit nasi dan banyaknya kuah. Nama Nasi Grombyang juga diakuinya juga mempermudah masyarakat untuk mengingat makanan yang telah dirintis ayahnya sejak 1972 itu.
Imam menerangkan, bumbu yang dipakai memang hampir sama dengan bumbu rawon. Sebab, selain menggunakan tauco, Nasi Grombyang juga menggunakan kluwak untuk memberikan warna menghitam seperti rawon.
Lalu, daging sapi sendiri juga telah direbus selama dua jam lamanya, sebelum dimasak dengan menggunakan bumbu. Hal itu lah yang membuat daging sapi terasa sangat lembut dan kenyal di mulut.
Sementara, Haji Warso, kata dia, sengaja tak memberikan isian bihun atau tauge pada makanannya itu. Krupuk yang disajikan pun sengaja hanya dua macam.
“Karena, kata Bapak, nanti kalau ada, sate-sate daging yang lain nanti cuma ‘menonton’,” tutur Imam lantas tertawa.
Para pengunjung semakin banyak dan memadati rumah makan Haji Warso, mengingat waktu berbuka pun semakin dekat. Imam menuturkan, selama Ramadhan, rumah makannya semakin ramai.
Terlebih pada saat libur, dan libur lebaran. Hal itu terbukti, pada hari biasa di luar Ramadhan, mereka bisa menghabiskan 50 kilogram daging sapi. Sementara, pada Ramadhan, mereka bisa menghabiskan hingga 100 kilogram daging sapi.
Bahkan pada lebaran, biasanya bisa mencapai 200 kilogram. “Sebab dua hari lebaran itu RPH (Rumah Pemotongan Hewan) sudah tutup. Jadi hari sebelumnya kita borong banyak itu,” ungkapnya.
Satu porsi Nasi Grombyang dibanderol dengan harga Rp 15.000. Sementara satenya dihargai Rp 5000 per tusuk. Imam mengatakan, rumah makannya itu mulai buka pukul 09.00, dan tutup pada pukul 23.00.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…