Bank Indonesia (BI) mendorong Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengembangkan sektor pariwisata. Tujuannya untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi yang melemah sepanjang dua tahun terakhir.
“Kembangkan pariwisata, rasanya Kepri punya banyak potensi, Bintan, Anambas dan Kampung Vietnam (Batam),” kata Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi usai menyaksikan serah terima jabatan kepala perwakilan BI Kepri di Batam beberapa waktu lalu.
Sejalan dengan rencana pemerintah
Pengembangan pariwisata di Kepri, kata Rosmaya, sejalan dengan rencana pemerintah pusat yang juga menggenjot sektor pariwisata.
Menurut dia, dibandingkan bidang yang lain, sektor pariwisata yang paling banyak menghasilkan devisa.
“Sektor ini lebih besar menghasilkan devisa. Untuk mendapatkan devisa, kembangkan pariwisata,” kata dia.
Namun untuk mengembangkan pariwisata, pemerintah harus memperhatikan 3A dan 2P. Konsep 3A yaitu atraksi, aksesbilitas dan amenitas. Dan 2P yaitu promosi dan ‘packaging’.
“Atraksi, wisman di Batam ini hanya berkunjung 1,7 hari, karena tidak ramai. Makanya ‘event’ harus dilakukan,” kata dia.
Aksesibilitas
Dari sisi aksesbilitas, pemerintah harus menyediakan akses yang luas menuju lokasi pariwisata, terutama di Bintan, Anambas dan Kampung Vietnam di Batam.
Amenitas, kata dia, harus ada restoran, hotel dan akomodasi lain yang bersih. Sedangkan 2P, promosi dan ‘packaging’ harus dilakukan semua pihak terkait.
Selain itu, ia juga mendorong pertumbuhan usaha kecil menengah di Kepri, yang mampu menjadi produk unggulan ekspor. “Fashion, karena tidak ada tekstil, baju Jadi. Fashion harus ada,” kata dia.
Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan BI Kepri, Fadjar Majardi mengatakan Kepri memiliki potensi pariwisata yang bagus yang bisa dikembangkan.
Kepri memiliki keunikan, karena lokasinya dekat dengan Singapura. Potensi pariwisatanya pun berbeda dengan Bali, karena wisman yang datang bisa berulang-ulang kembali ke kota itu. “Kalau pariwisata naik, ekonomi juga naik,” kata dia.