Cara Thawaf yang Benar dan Aman yang Perlu Anda Ketahui

Ucapan Umroh

Bagikan

Cara thawaf yang benar dan aman itu tidak semudah yang kita bayangkan. Memang, ritual ini terkesan sederhana, hanya mengililingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, sambil melafalkan doa.

Namun, jika tidak tahu cara thawaf yang aman danbenar, bisa-bisa kita malah kurang khusuk menjalankannya. Apalagi jika musim haji tiba, di mana jutaan jamaah menjalankan ritual yang sama.

Menurut Mazhab Syafi’i, bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram akan membatalkan wudu. Begitu juga wudunya para jamaah yang sedang mengerjakan thawaf.

Untuk itu, kata KH Muhammad Cholil Nafis Lc, sebaiknya kita berpindah ke mazhab Maliki di mana bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram tidak membatalkan wudu asal tidak syahwat.

“Selama di Tanah Suci kita ikuti mahzab yang jika bersentuhan tidak batal wudhu,” kata KH Muhammad Cholil, dilansir dari ihram.co.id.

Selanjutnya, KH Cholil Nafis mengatakan bahwa dlam keadaan padat seperti pada saat thawaf itu, membuka peluang untuk terlepas dari rombongan.

Untuk itu, lanjutnya, para jamaah diharap jangan sampai lepas dengan rombongan. Jamaah harus dekat dengan mahramnya, baik suami, istri, atau ibu. “Bergandengan tangan saja, atau dipeluk,” katanya.

Bagi jamaah wanita, baik itu seorang istri, ibu, atau anak sebaiknya ditempatkan di depan. Jangan diletakkan di belakang suami. Wanita itu fisiknya cenderung lebih lemah, maka mahramnya harus tersu menjaga.

Cara Thawaf Selanjutnya

Menentukan Meeting Poin menjadi hal yang sangat penting. Ini merupakan bentuk antisipasi jika terlepas dari rombongan. Bisa disepakati, nanti bertemu di mana, misalnya di pintu Alfatah atay di tempat yang mengarah ke Safa Marwah.

Mengenai doa thawaf, KH Cholil menyatakan bahwa tidak ada doa yang diwajibkan untuk dibaca. Oleh karena itu ia menyarankan agar membaca doa yang dihafal saja.

“Karena itu, bacalah doa yang dihafal saja, boleh dzikir, shalawat, istighfar atau yang lainnya,” jelasnya.

Jamaah sering lupa dengan jumlah putaran, lanjut KH Cholil, untuk itu jamaah sebaiknya menghitung dengan kepalan tangan atau tasbih.

Menurutnya, posisi terbaik tawaf adalah selalu menghadap Ka’bah. Allah akan memberikan pahala yang besar dan Allah akan menurunkan 80 rahmat.

“Pada saat tidak tawaf pun bagus sering-sering lihat Ka’bah,” katanya. Tak hanya itu, saat tawaf tidak boleh melewati Hijr Ismail, sebab tawaf itu sama saja dengan putaran awal tujuh langit.

“Putarnya ke kiri, kalau putar ke kanan sulit,” katanya. Waktu paling padat saat hari biasa un tuk melakukan tawaf adalah saat shalat Ashar hingga menjelang salat Maghrib dan Isya.

Penyebabnya, banyak orang ingin shalat berjamaah di area Ka’bah sehingga area tawaf menjadi semakin sempit dan jamaah wanita akan diminta pergi ke area shalat perempuan.