Cerita Pemasaran Timlo Sastro yang Melegenda di Solo

Bagikan

Mengenai strategi promosi, pengelola timlo sastro, Hardjono mengaku tidak melakukan apapun. Dia memasrahkan usahanya kepada Sang Pencipta

Banyak pelanggan yang menyebarkan berita kelezatan masakan itu, sehingga menyebar dari mulut ke mulut. Bahkan, beberapa pelanggan telah berlangganan sejak puluhan tahun lalu saat orang tua Hardjono masih hidup.

“Banyak artis kalau ke Solo mampir ke Timlo Sastro, sejak tahun 1970-an Koes Plus, Eddy Sud, Dono Warkop, pejabat-pejabat seperti Gus Dur, Ketua MPR RI, menteri dan mantan menteri, dan salah satu kuliner kesukaan pak Jokowi adalah Timlo Sastro,” jelasnya.

Ratusan mangkok

Dalam satu hari, dua warung tersebut mampu menjual ratusan mangkok. Dia berharap ke depan bisa membuka cabang di luar kota.

Masyarakat Solo menyukai masakan ini sehingga sering dihidangkan dalam momen tertentu. Misalkan saat ada pesta pernikahan atau lainnya.

Warga menikmati hidangan ini dalam berbagai kesempatan, seperti kumpul bersama atau sekadar bertemu handai tolan. Perbincangan bisnis juga semakin mengasyikkan jika diselingi dengan santapan nikmat.

tak banyak yang memahami asal muasal makanan berkuah ini. Bahkan, kehadiran timlo kerap dikaitkan dengan kimlo yang sama-sama berkuah. Namun, warung kimlo tak dijumpai di Solo.

Di Solo, salah satu warung timlo yang melegenda yakni Timlo Sastro. Warung yang didirikan sejak 1952 tersebut berada di sisi timur Pasar Gede Solo. Warung Timlo Sastro didirikan oleh Sastrohartono dan Suharmi.

Mereka memiliki empat anak yang kini bersama-sama mengelola warung Timlo Sastro. Keempatnya yakni, Sri Mulyani, Setyo Tri Wahyuni, Hardjono, dan Any Sri Haryani.

Hardjono menuturkan, awalnya warungnya hanya kaki lima di barat Pasar Gede. Kemudian pada 1957-1958 pindah ke pojok timur Pasar Gede sampai sekarang.

Selanjutnya, pemilik pernah beberapa kali mendirikan cabang semi permanen. Baru pada 2017 didirikan cabang permanen di Jl Dr Wahidin Solo.