Manajemen De Tjolomadoe menargetkan sebanyak 2.000 sampai 3.000 pengunjung mendatangi objek wisata tersebut setiap hari. Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan, karena setiap pengunjung yang masuk ke sana dikenakan retribusi Rp 25 ribu.
Pada hari biasa, sekitar seribu orang masuk kesana. Sedangkan pada hari libur, jumlah pengunjungnya meningkat dua hingga tiga kali lipat.
Bekas pabrik gula ini terletak di Jalan Adi Sucipto, sekitar 10 menit dari Bandara Adi Soemarmo. Kini telah direvitalisasi menjadi tempat wisata dan kawasan komersial.
Peresmian kompleks tersebut berlangsung pada Sabtu (24/3/2018). Ketika itu konser musik berlangsung dengan menghadirkan David Foster & Friends di Tjolomadoe Hall. Tempat pertemuan itu menampung 3.000 orang.
Direktur Utama De Tjolomadoe Rachmat Priyatna mengatakan pihaknya sengaja memungut biaya kepada siapa pun yang masuk ke kawasan itu. Sebabnya, revitalisasi bangunan ini membutuhkan dana yang tidak sedikit.
“Jadi harus dipertanggungjawabkan,” katanya beberapa waktu lalu.
Meskipun dikenakan biaya masuk, ia optimistis jumlah pengunjung bangunan bersejarah yang berdiri pada tahun 1861 tersebut akan tetap banyak.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…