Oleh : Muhammad Dzulfikri Firdaus
Hey, kau yang sedang kesepian, aku ingin mengurangi sepimu dengan ceritaku. Maukah kau mendengarkan barang sejenak? Aku janji tak akan ada sedikitpun kebohongan di dalamnya. Oh, kau mau? Senang mengetahuinya. Silahkan bawa camilan kesukaanmu, aku akan memulai.
Dulu, ketika kakek dari kakekmu belum lahir, aku sudah menempati daerah ini. Usiaku jauh lebih tua dari 17 garis keturunan leluhurmu sekalipun. Aku sudah menyaksikan satu demi satu anak adam lahir menangis ke dunia dan kembali berpulang dengan tangis sanak famili yang menyertainya.
Terlalu sering, mungkin, hingga aku lupa bagaimana caranya berharap pada kalian, para manusia! Tunggu, jangan segera kau pompakan adrenalin ke aliran darahmu. Biarkan aku lanjut bercerita.
Kau yang sekarang melihatku sebagai sebuah hal yang menarik untuk dikunjungi, difoto, dibagikan di berbagai saluran media sosial itu kadang kurang jeli melihat hal yang ku tawarkan. Aku ingin kau melihat sedikit lebih dalam sehingga mungkin aku akan bisa kembali berharap kepadamu dan generasi sekarang.
Kau lihat tebing foto pertama itu? Jarak kosong yang sekarang tidak terlihat, dulu merupakan bagian tubuhku. Ya, garis dan warna yang sama penandanya. Aku keras, begitu keras, jauh melebihi kekuatan orang paling kuat yang pernah ada. Tapi kemudian aku luruh perlahan oleh tetesan air dan hembusan angin yang tidak pernah menyerah menggempurku.
Aku ingin kau melihat itu sebagai sebuah pelajaran bahwa bagaimana pun kerasnya kehidupan menghalangimu, kau akan berusaha sekuat tenaga dengan konsisten untuk mendobraknya. Kau lihat barisan pepohonan yang berdiri damai di atas tubuhku ini? Umur mereka mungkin seperseratus umurku.
Oiya, aku lupa memberitahukan usiaku. Aku tak tahu tepatnya, tapi sekira Periode Kuarter dalam Skala Waktu Geologi. Itu 2, 58 sampai 0,5 juta tahun yang lalu!.
Aku pertama kali terbentuk ketika erupsi vulkanik gunungapi. Ada yang bilang Merbabu dan ada yang bilang juga Ungaran. Terdapat setidaknya 4 kali erupsi gunungapi sehingga aku memiliki bentuk tubuh yang seperti ini.
Ada juga proses geologi yang dilakukan oleh air dan angin, juga campur tangan manusia sehingga aku berbentuk seperti sekarang. Sungguh tua, ya? Tapi seberapa tua nya aku, aku tetap ingin memberi manfaat, menjadi tempat mereka hidup dan tumbuh.
Aku ingin sesiapa yang mendatangiku juga menyadari bahwa kau tidak perlu menjadi yang muda, pintar, cerdas, kaya raya, untuk bermanfaat.
Lakukan apa pun sebisamu untuk menebar manfaat. Dan seperti aku yang mendapat payung hijau ini, kau akan mendapat balasan, karena itu keniscayaan.
Siapa yang menebar kebaikan, dia akan menerima kebaikan yang jauh lebih besar. Sekecil apa pun.
Karena hal kecil bagimu, bukanlah hal kecil bagi orang lain. Belum lagi kesibukan orang-orang setiap hari di sekitar tubuhku, mereka menambangku! Mengambil bagian demi bagian tubuhku untuk mereka tukar dengan uang! Apakah aku bersedih? Tidak sama sekali.
Mereka menjadi bukti kuat bahwa setua ini aku masih bisa menjadi agen kebaikan dan kebermanfaatan bagi mereka.
Aku pernah menyaksikan hujan, panas, badai, kekeringan, banjir dan segala perubahan alam mendadak sejak aku menempati tempat ini.
Dan tahu kah kau mengapa aku masih berdiri di sini dengan tegar? Aku beradaptasi dengan segala perubahan itu. Dan aku ingin kau juga melakukannya. Beradaptasilah dengan segala perubahan hidupmu yang begitu cepat.
Jangan terlalu memikirkan masa lalumu yang katamu kelam itu, matahari yang cerah sudah berjanji akan selalu muncul kemudian hari.
Begitu cerita singkatku. Bagi kau yang sudah membaca sampai sini, ku ucapkan selamat bagi kalian karena sudah membaca rangkuman dari paper-paper dan jurnal geologi mengenai profil singkatku.
Lihat? Kau begitu hebat. Sekarang sebagai imbalan karena sudah menepis sepimu beberapa menit ini, aku minta tolong kepadamu; baik yang hidup dekat dengan tempatku tinggal atau yang jauh dan belum tahu kapan berkesempatan mengunjungiku untuk mengambil tidak hanya foto untuk sekadar jempol virtual tapi juga untuk mengambil pelajaran dan melakukan hal yang bermanfaat sehingga ada senyum tersungging di wajah seseorang. Satu orang saja. Tak perlu banyak-banyak.
Terima kasih, ku tunggu kau mengunjungiku!
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…