Oleh Maria Bunda Laga Rosa Mystica Wuring
Desa Ensaid Panjang adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Desa yang memakan waktu 1-2 jam dari Kota Sintang ini mempunyai pemadangan yang sangat indah. Bukit Kelam, Bukit Luit dan Bukit Rentap menjadi salah satu pemandangan yang mempesona dan menyejukkan mata selama perjalanan.
Tidak hanya pemandangan yang indah, yang unik dan menarik dari desa ini adalah komitmen dari masyarakatnya yang masih mau mempertahankan rumah Betang yang menjadi rumah adat masyarakat suku Dayak Kalimantan.
Rumah adat yang memiliki panjang 118 meter dan lebar 17 meter ini memiliki 25 bilik/kamar dan dihuni oleh lebih dari 20 kepala keluarga. Banyak masyarakat jaman now yang sudah tertarik untuk membuat rumah-rumah tunggal sehingga memutuskan untuk tidak tinggal di rumah adat lagi.
Masyarakat yang hidup di dalam rumah betang juga mempunyai keterampilan yang jarang dilakukan masyarakat lainnya. Kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan adalah berladang dan menenun tenunan dayak. Untuk sarung motif dayak, dihargai 600 ribu – 800 ribu sesuai dengan tingkat kerumitan motif Dayak dan jangka waktu dalam membuat tenun.
Pembuatan sarung tenun
Untuk sarung tenun biasanya memakan waktu 3-4 bulan dalam pembuatannya. Tidak hanya sarung tenun yang dijual, syal, kalung, gelang, anting-anting dan bando bermotif Dayak juga dijual dirumah betang ini.
Masyarakat yang tinggal di Rumah Betang inipun mempunyai keunikan seperti menonton televisi bersama-sama, bersantai diteras rumah betang dan yang paling harus dilakukan masyarakat Rumah Betang ini adalah jika mendapat buruan dari hutan harus berbagi kepada seluruh masyarakat yang tinggal didalam Rumah Betang.
Banyak masyarakat sekitar hingga mancanegara yang pernah menginap di Rumah Betang ini. Ada bilik khusus untuk para tamu yang ingin menginap. Bilik tersebut adalah bilik nomor 23, yaitu Bilik Temuai. Perlengkapan didalam bilik tersebut juga cukup lengkap, dari kompor, peralatan masak hingga toilet yang berada didalam bilik.
Masyarakat yang datang biasanya datang untuk berfoto hingga ingin melihat bagaimana proses pembuatan tenun dayak ini. Tidak ada bayaran untuk masuk kedalam Rumah Betang ini.
Untuk masyarakat yang ingin menginap pun tidak ada bayaran. Mereka hanya perlu menyiapakan makanan untuk mereka sendiri dan membeli vocher listrik untuk biliknya.
Namun ada beberapa peraturan yang harus ditaati jika ingin menginap atau sekedar berkunjung di sini. Masyarakat dilarang membawa bibit nanas karena dipercaya dapat menyebabkan penyakit pada kulitnya.
Masyarakat yang datang juga dilarang untuk duduk di pintu karena dipercaya akan balang betunang atau tidak jadi bertunang atau susah jodohnya.