Di Banyuwangi, ada Pantai Syariah Pulau Santen yang khusus untuk kaum hawa. Wisata halal yang ada sejak tahun 2017 ini dituding Arabisasi. Bagaimana kisahnya?
Belakangan ini, beredar viral di media sosial soal tudingan Arabisasi di destinasi wisata halal Pulau Santen. Tudingan ini bermula dari tulisan netizen bernama Kajitow Elkayeni yang bertajuk “Di Tanah Hindu Banyuwangi Itu, Arabisasi Dipaksakan Tumbuh”.
Tudingan ini pun sudah dijawab oleh Pemkab Banyuwangi, bahwa ini bukan soal Arabisasi, melainkan segmentasi pasar yang memang membutuhkan adanya pantai khusus yang pengunjung pria dan wanitanya dipisah.
Menengok ke belakang, sekitar 2 tahun yang lalu, Pantai Pulau Santen mulai dikembangkan sebagai destinasi wisata halal di Banyuwangi. Ini dilakukan untuk mengubah wajah kawasan ini yang sebelumnya kumuh dan bekas lokalisasi.
Dirangkum tfanews.com dari beberapa sumber, Minggu (30/6/2019), wisata halal Pulau Santen ini memang berdiri tepat di bekas kawasan lokalisasi pakem. Tak jauh dari gerbang masuk Pulau Santen, ada tempat prostitusi Pakem yang telah ditutup.
“Ini dulu kawasan prostitusi, sudah beberapa tahun ini kita tutup. Dan sekarang masyarakat kita latih berbagai pelatihan, dari ekonomi sampai pendidikan,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, usai pra peluncuran Pantai Pulau Santen di Kelurahan Karangrejo, Kamis (2/3/2017), 2 tahun silam.
Pantai berpasir hitam legam itu kemudian disulap jadi destinasi wisata baru khusus perempuan berbasis syariah. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, saat itu mengatakan, konsep wisata halal di Pulau Santen dikembangkan sebagai diferensiasi dan segmentasi pasar pariwisata Banyuwangi terhadap daerah lain.
“Ini bukan soal SARA, tapi bicara soal segmentasi pasar, bicara strategi pemasaran. Destinasi ini bukan hanya untuk muslim, tapi untuk semua umat. Pengunjungnya siapapun boleh menikmati. Konsepnya halal tourism, menjamin makanan halal. Semuanya kita lakukan bertahap seiring dengan penataan yang akan terus berjalan,” sambung Anas kala itu.
Kawasan Pantai Pulau Santen yang berada di Kelurahan Karangrejo yang dulu dikenal sebagai lingkungan kumuh, kini perlahan-lahan sudah berubah wajah. Jejeran mangrove terlihat rapi menghiasi kawasan muara pantai. Payung-payung wisata cantik dan bantalan tempat duduk warna-warni menghiasi hamparan pasir hitam legam itu.
Pasukan kebersihan pun disediakan khusus di kawasan pantai dan hanya melibatkan pasukan perempuan. Untuk segi keamanan juga semua melibatkan Satpol PP cantik atau Salpoltik.
Karena berkonsep wisata halal, di kawasan Pantai Santen ini ditandai dengan jaminan fasilitas halal. Seperti, makanan halal, tidak menjajakan alkohol, pemberitahuan waktu jelang beribadah (azan), tempat bersuci lengkap dengan fasilitas tempat ibadah, serta fasilitas berkonsep pemisahan antara laki-laki dan perempuan.
Sekitar 250 lebih keluarga nelayan yang tinggal di sepanjang pesisir pantai, juga akan tetap menjadi ruh Pantai Pulau Santen. Perahu tradisional yang selama ini menjadi sarana pengais berkah bagi keluarga tetap difungsikan.
Berada di atas lahan milik TNI AD, Pulau Santen akan terus ditata bersinergi dengan Pemkab Banyuwangi secara berkelanjutan dengan melibatkan berbagai elemen, mulai dari tokoh masyarakat, budayawan hingga tokoh agama. Ke depannya Pantai Santen akan tetap menjadi pantai yang halal friendly tourism, atau family friendly.