Pelancong perlu mendapatkan edukasi bencana. Sehingga mereka mendapatkan pengetahuan tentang penyelamatan diri dan menghindari risiko saat terjadi bencana di tempat wisata.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mendorong para relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dapat memberikan edukasi kebencanaan kepada masyarakat. “Para relawan saya harapkan ikut turun beri edukasi kepada masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana sehingga masyarakat menjadi tangguh dan siap selamat dalam kondisi bencana,” kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu, beberapa waktu lalu.
Hal itu disampaikannya saat menerima Ketua Cabang Bali Aksi Cepat Tanggap (ACT)- Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Arief Mashudi. ACT merupakan lembaga yang selama ini aktif membantu masyarakat terdampak bencana.
Penanggulangan bencana bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah. Diperlukan sinergitas semua komponen masyarakat. “Tidak hanya penanganan pascabencana, namun tak kalah pentingnya adalah edukasi kepada masyarakat terkait potensi potensi bencana serta kesiapsiagaan masyarakat akan bencana,” ujarnya.
Cok Ace juga mendorong upaya untuk menumbuhkan rasa empati masyarakat untuk turut peduli. Masyarakat, pemerintah, akademisi, pihak swasta, dan awak media, bersinergi membangun kesiapsiagaan. Juga ketangguhan dalam penanggulangan bencana.
Ketua Cabang Bali Aksi Cepat Tanggap (ACT)- Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Arief Mashudi mengatakan ACT sudah ada sejak 2005 (sejak bencana Tsunami Aceh). Khususnya di Bali relawan ACT sudah mulai turun sejak meletusnya Gunung Agung tahun 2017.
Dalam pelaksanaan tugas di lapangan, relawan ACT selalu bersinergi dan bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta dinas terkait lainnya.