“Tiap umat punya fitnah. Dan fitnah buat umatku adalah soal harta.” (HR. Tirmidzi)
Terdapat peristiwa menarik pasca perang Hunain. Tak diketahui siapa yang memulai, tiba-tiba kegelisahan merebak di kalangan para sahabat Rasul yang ikut perang itu. Sempat ada yang bilang ke sahabat lain, “Rasulullah tidak adil.”
Hal tersebut terjadi setelah Rasul membagi-bagikan harta rampasan perang hanya untuk mereka yang baru masuk Islam. Sebagian dari mereka memang dari Quraisy Mekah dan sekitarnya. Ada kesan, Rasul cuma peduli pada keluarga dekatnya. Sementara untuk orang Anshar Madinah tidak.
Memang ghanimah itu sama sekali tidak diberikan buat Anshar dan Muhajirin. Tetapi hanya untuk mereka yang baru bergabung dalam barisan Islam. Padahal ghanimah begitu besar: ratusan ribu domba, puluhan ribu kuda, dan ribuan unta, dan harta lain.
Ungkapan miring itu rupanya terdengar sampai ke telinga Rasul. Beliau kemdian memerintahkan seorang Anshar untuk mengumpulkan semua sahabat Anshar yang ikut perang. Tak seorang pun boleh luput.
Dalam kesempatan itulah Rasulullah mengatakan. “Di antaranya, kalian menganggapku tidak adil karena urusan unta, kuda, dan domba. Kalian mungkin berpikir, Muhammad yang dulu pernah kami selamatkan di saat sanak keluarganya mengusirnya, kami berikan tempat tinggal dan perlindungan; kini telah berubah.
“Wahai sahabatku. Ketahuilah, mereka pulang cuma dengan hewan unta, kuda, dan domba. Sementara kalian pulang bersamaku, Rasulullah. Apakah kalian lebih cenderung pulang bersama hewan-hewan itu daripada bersama Rasul?”
Tak seorang pun sahabat Anshar ketika itu yang tidak mencucurkan air mata. Mereka begitu menyesal. Adapun sahabat Rasul yang mengenang peristiwa itu dengan mengatakan, “Kalau urusan harta, tiba-tiba akhlak kami menjadi buruk!