Gereja Gantung di Mesir, Destinasi Wisata Bersejarah

Gereja Gantung di Mesir

Bagikan

Gereja Gantung di Mesir merupakan gereja unik di Kairo Lama, lantaran posisinya yang seolah menggantung di atas gerbang bagian selatan benteng Babilonia, di atas sebuah lorong. Dalam bahasa Arab, ia disebut el Muallaqa, yang artinya menggantung atau yang tergantung.

Gereja Gantung ini, jika Anda amati gaya arsitekturnya, maka akan muncul kesimpulan bahwa ini adalah gereja yang bercorak Basilcan. Di Kairo, gereja ini merupakan yang paling terkenal, diperkirakan dibangun pada 690-692 saat Patriark Isak memimpin di sini.

Namun, penyebutannya sebagai gereja gantung pertama kali dapat dijumpai dalam sebuah biografi Patriak Joseph, yakni pada 831-842 M, saat Gubernur Mesir kala itu berkunjung ke tempat ini.

Pada 975 hingga 978 M, gereja ini mengalami pembangunan besar-besaran, seperti membangun ulang. Setelah itu, restorasi pun dilakukan terus menerus, dan mulai memilah barang-barang yang tidak dipakai untuk disimpan di Museum Koptik.

Pada Abad ke-11 Masehi, sekitar tahun 1047, gereja ini menjadi kediaman resmi para petinggi Koptik dari Aleksandria. Termasuk di antaranya adalah Patriak Chistodolous dari Aleksandria.

Selain itu, Gereja Gantung ini menjadi tempat yang penting bagi umat Koptik. Pasalnya, gereja ini sering digunakan untuk rapat-rapat besar, seperti menentukan mana ajaran sesat dari para imam atau uskup, hingga penentuan hari Paskah.

Gereja Gantung Berlokasi di Daerah Fustat di Kairo Lama

Fustat merupakan ibu kota Mesir saat sahabat ‘Amr bin al-‘As pertama kali datang ke Mesir. Lokasinya tepat di sebelah utara Benteng Babillonia Lama, di mana Gereja Gantung ini bertempat.

Saat itu, konon ada seekor burung merpati bertelur di atas tenda ‘Amr. Sepulangnya dari berperang dengan pasukannya di Aleksandria, dia mendapati sarang burung di atas tendanya, lengkap dengan sebutir terlu.

‘Amr menyimpulkan, ini adalah tanda dari Tuhan untuk bertempat tinggal di sini. Mulai saat itu, daerah di mana tenda-tenda pasukan ‘Amr bin al-‘As itu, menjadi daerah yang kini kita kenal dengan nama Fustat.

Meski lokasinya berdekatan dengan kompleks umat Kristen Koptik, pasukan yang dipimpin oleh ‘Amr ini tidak mengganggu sama sekali, malah bahkan melindungi komunitas Koptik di Kairo ini.

Ini merupakan bukti nyata, bahwa Islam datang selalu membawa kedamaian. Melindungi hak-hak orang lain, melindungi warga setempat, walaupun berbeda keyakinan.