Hajar Aswad, Batu yang Turun dari Surga dengan Cahaya Terang

Hajar Aswad

Bagikan

Hajar Aswad adalah sebuah batu mulia yang diturunkan oleh langsung dari langit. Sebelumnya, saat baru pertama kali turun ke bumi, batu ini berwarna putih seperti susu.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Hajar Aswad turun dari surga. Warnanya lebih putih dari susu, tetapi ia dihitamkan oleh dosa-dosa Bani Adam.”

Bahkan ada riwayat yang mengatkan bahwa warnanya lebih putih dari salju. Lalu berubah warnanya menjadi hitam karena dosa-dosa manusia.

Dalam riwayat Imam Ahmad, di dalam al-Musnad, disebutkan, “Hajar Aswad turun dari surga, warnanya lebih putih dari salju, sampai ia dihitamkan oleh dosa orang-orang musyrik.”

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., ia berkata, “Jibril turun membawa Hajar Aswad dari surga. Maka carilah kesenangan dengannya. Kalian akan senantiasa berada dalam kebaikan selama batu itu ada di antara kalian. Sesungguhnya akan ada hari di mana ia akan dikembalikan ke tempatnya semula.”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., ia berkata, “Rukun dan Maqam merupakan bagian dari batu yakut surga. Keduanya akan kembali ke surga. Jika saja ia tidak tersentuh oleh sesuatu yang najis, ia akan mampu memberikan kesembuhan kepada penderita buta dan lepra.”

Hajar Aswad Menurut Ibnu Abbas RA

Ibnu Abbas ra. menyebutkan bahwa sesungguhnya Rukun dan Maqam merupakan yakutnya surga, keduanya turun bercahaya dari langit. Namun ketika diletakkan di bumi, cahayanya menjadi padam.

Jika saja Allah tidak memadamkan cahayanya, niscaya ia akan menerangi langit dan bumi. Allah menenangkan Adam dengannya.

Keduanya mengeluarkan cahaya berkilau-kilau dikarenakan warnanya yang sangat putih. Adam mengambil Rukun dan memeluknya karena merasa senang dan nyaman.

Jika saja bukan karena tangan-tangan Jahiliah, maka ia bisa menyembuhkan orang buta dan penderita lepra.

Sementara itu, Ibnu Abbas ra., juga mengatakan bahwa Rukun dan Maqam turun bersama Adam as. pada malam hari.

Ketika pagi datang, dia melihat rukun dan Maqam tersebut dan langsung mengenalinya. Adam segera memeluknya dan langsung merasa nyaman bersamanya.

Itu lah sejumlah keistimewaan yang dapat kita pelajari dari beberapa riwayat yang menyatakan bahwa Hajar Aswad tidak sekadar batu biasa.