Hal Baru dalam Tradisi Sedekah Serabi

Bagikan

Setelah masyarakat Empat Lawang secara penuh menjalankan atau menganut agama Islam, Sedekah Serabi masih dilaksanakan. Namun, permohonan kepada puyang digantikan dengan doa-doa kepada Allah SWT.

Sedekah Serabi dilaksanakan pada malam Jumat sehabis shalat maghrib. momentum itu dipercaya sebagai waktu kembalinya roh puyang ke rumah untuk menjenguk anak cucunya.

Berdoa

Sementara itu, menurut keyakinan Islam, malam Jumat merupakan waktu yang baik untuk berdoa dan bersyukur. Oleh karena itu, Sedekah Serabi saat sebelum maupun setelah masa Islam, tetap dilaksanakan pada malam Jumat.

“Intinya tujuan Sedekah Serabi adalah bermohon (membuat nazar) dan bersyukur atau membayar nazar dengan bersedekah atau mengajak sanak kerabat makan bersama, kebanyakan nazar warga karena kesembuhan anak atau lulusnya anak jadi ASN (Aparatur Sipil Negara),” kata Vebri Al-lintani.

Serabi di Kabupaten Empat Lawang terdiri atas beberapa macam. Ada serabi 44, baghi, baru atau kidak, dan biasa. Saat tradisi sedekah digelar, serabi belangan dan biasa disajikan.

Serabi 44 berbentuk bulat lempeng. Berwarna putih dengan diameter 10 cm. Lebih besar dari ukuran biasa. Disebut 44 karena jumlahnya sebanyak itu saat dihidangkan. Sedangkan serabi lain yang sudah dicampur dengan kuah santan bentuknya juga bulat lempeng. Ukurannya sekitar lima sentimeter.

Makanan ini tidak langsung dicampur dalam kuah. Tetapi ditaruh di tengah piring. Biasanya disusun mengelilingi 44 kue tadi. Kemudian disajikan kepada para sesepuh atau para tetua masyarakat, sedangkan serabi biasa untuk konsumsi umum.

Bahan

Kue ini terbuat dari tepung beras dengan sedikit kapur makan. Bahan-bahan dicampur air panas dan dingin, diaduk serta dibentuk sesuai selera. Misalnya bentuk lupis atau lempeng.

Kuahnya terbuat dari berbahan santan ditambahkan gula merah dan gula putih. Berbeda dengan membuat kuah santan umumnya, kuah santan kelapa untuk serabi dimasukkan ke dalam adonan kuah ketika air sudah mendidih.

Akan lebih sedap jika kuahnya dicampurkan durian.”Budaya Melayu erat kaitannya dengan pantun, angka empat tersebut memiliki kesamaan bunyi (rima) tepat, empat-empat artinya tepat-tepat, tepat bernazar dan tepat juga dalam membayar nazar, sedangkan warna putih pada serabi melambangkan kesucian dan rasa manis melambangkan keindahan,” kata Vebri.