Indonesia Tak Hanya Menjadi Konsumen Ekonomi Syariah

Bagikan

Menurut data GIE tahun 2018-2019, Indonesia termasuk dalam 10 besar konsumen industri halal. Mulai dari sektor makanan, travel, fesyen, media, juga farmasi dan kosmetik. Kondisi ini harus menjadi perhatian khusus.

Karena dengan potensi SDM yang besar, harusnya Indonesia bisa menjadi produsen atau pelaku utama dalam pengembangan industri halal tidak hanya di pasar lokal tapi juga dunia.

“Jangan hanya kita terbuai oleh pola konsumsi kita yang sudah banyak menggunakan produk atau jasa halal. Tapi kita tidak memperhatikan dari mana produk itu dihasilkan. Kita ingin membangun basis produksi barang jasa halal yang benar-benar berasal dari Indonesia,” tutur Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro.

Menunjukkan eksistensi

Meski demikian, ia menyebutkan saat ini Indonesia sudah mulai menunjukkan eksistensinya di industri halal dengan menjadi pemain dalam dua kategori. Yakni pariwisata halal dan fesyen muslim. Hal ini menunjukkan ada peluang bagi Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia menjadi pemain utana di industru halal global.

“Kita harapkan semakin banyak pelaku ekonomi yang menjadi pemain utama dalam produk ekonomi syariah yang kita harapkan nanti jadi pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia masa depan,” ujarnya.

Untuk mengembangkan industri halal di Indonesia, ia mendorong masyarakat Indonesia bisa menerapkan sistem ekonkmi yang bernilai etis. Sistrm ekonomi ini yang paling erat kaitannya untuk mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.

Ia mengungkapkan sistem ekonomi dengan nilai etis terdiri dari beberapa hal. Pertama yakni konsumerisme yang etis, maksudnya adalah pola konsumsi yang wajar dan tidak berlebihan. Kedua perdagangan yang berkeadilan. Artinya tidak mencari untung yang berlebihan yang memanfaatkan situasi untuk keuntungan pribadi.

Kemudian, tambahnya, investasi yang bertanggungjawab sosial juga disebutnya sebagai bagian ekonomi etis yang harus diterapkan. Maksudnya adalah pengusaha yang juga berorientasi pada kebutuhan sosial dalam bidang usahanya. Selain itu juga perusahaan harus berkomitmen pada tanggungjawab sosial atau biasa disebut CSR.

“Setelah menjalankan ekonomi dengan etika, kita berupaya berbuat menciptakan pahala sebesar-besarnya. Inilah yang melandaskan KNKS sekarang sangat getol mendorong ekonomi syariah atau halal ekonomi,” tambahnya.