Kehebatan negeri Belanda dalam memanfaatkan transportasi air sebagai salah satu transportasi utama sejak abad ke-17 sudah tidak diragukan lagi.
Transportasi kanal-kanal di seputar kota Amsterdam telah menggerakan perekonomian Belanda hingga mencapai masa golden age sehingga menjadi negara adi daya pada abad tersebut.
Kemampuan mempertahankan dan menjaga kelestarian keberadaan kanal-kanal tersebut membuahkan warisan tak ternilai untuk generasi selanjutnya.
Wajar saja, UNESCO memutuskan untuk memasukkan daerah-daerah cincin kanal abad ke-17 di Amsterdam ini ke dalam daftar warisan dunia UNESCO pada tahun 2010.
Tiga kanal utama
Langit Amsterdam sedikit demi sedikit terang. Mendung mulai kehilangan kekuasaan, diganti oleh sinar matahari yang menyinari kota Amsterdam. Kuasa alam tidak bisa ditolak begitu saja, hangatnya telah menyinari hati para turis berdecak ria.
Horeee matahari! Mereka seakan-akan berlomba memilih tempat wisata yang menarik. Merekam moment dengan smartphone, kemudian di-share di media sosial. Ada yang live streaming meniru gaya para reporter televisi. Ada pula yang garuk-garuk kepala kehilangan dompet, antara pasrah dan khawatir.
Sekali-sekali rokok bau Ganja terendus lewat, membuat enak yang menghirupnya. Lagi-lagi, ini adalah Amsterdam ya! Hehe
Tranportasi air yang menggunakan kanal-kanal besar maupun kecil tertata rapi, dipelihara bersih serta bermanfaat besar untuk warganya.
Tidak ada yang membuang sampah sembarangan, tidak ada pembiaran perilaku bodoh yang merusak kanal-kanal, tidak ada pencemaran limbah rumah tangga sekali pun.
Keberhasilan ini berkat pendidikan masyarakatnya yang tahu membedakan mana yang baik dan buruk. Sadarlah, bahwa kebersihan itu harus diajarkan sejak anak-anak masih usia dini.
Pahamilah, bahwa tindakan buruk dengan cara membuang sampah ke kanal-kanal tersebut yang sudah pasti akan merugikan semua orang.
Di tepi ketiga kanal utama itu, dapat dijumpai beberapa obyek wisata menarik seperti Museum Keju, Museum Tulip, Gereja tua Westerkerk serta Rumah Anne Frank, seorang gadis yahudi umur 15 tahun yang menjadi korban kekejaman Hitler. Setiap hari ratusan turis rela antre berjam-jam untuk melihat rumah tersebut.
Rumah Anne Frank terletak persis di tepi kanal Prinsengraht yang menjadi tempat persembunyian keluarga Anne Frank ketika Hitler berkuasa di Jerman. Didalam rumah ini ada sebuah pintu rahasia di mana keluarga tersebut bersembunyi.
Anne Frank dalam persembunyian tersebut menulis di buku harian yang menceritakan kehidupannya selama dalam persembunyian tersebut. Karena adanya pengkhianatan, keluarga Anne Frank berhasil diketahui oleh Nazi Jerman, yang selanjutnya dikirim ke Kamp konsentrasi.
Anne Frank meninggal dunia pada saat umur 15 tahun. Adanya tulisan harian inilah menjadikan Anne Frank terkenal dan diterbitkannya berbagai buku, film teater dan lain-lain.
Sementara itu, di tepi tepi kanal ini juga terlihat cantik berjejer rumah terapung yang menjadi tempat tinggal permanen bagi warga Belanda. Rumah terapung ini layaknya rumah tinggal biasa dilengkapi dengan berbagai ruangan kamar, tempat makan dan sebagainya.
Kemudian di tempat ini pula, lintasan kapal wisata air (tour canal Cruise) yang menelusuri sepanjang kanal tetap menjadi incaran wisatawan untuk menikmati kecantikan kanal yang bersih, bersejarah dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.