Ini Dia Keunikan Kota Denpasar. Kesana Yuk!

Bagikan

Denpasar merupakan kota besar di Bali, provinsi yang dikenal dengan sebutan pulau para dewa-dewi, seperti Olympus. Penyebutan itu didasarkan pada kondisi alamnya yang elok.

Berikut ini adalah keunikan yang menjadikan kota tersebut destinasi wisata unggulan.

Denpasar kota sehat

Lembaga penilai kelayakan pariwisata Travel Supermarket mengeluarkan daftar 10 kota tersehat di dunia berdasarkan beragam aspek penilaian.

Kota Paris, Prancis, berhasil memuncaki daftar tersebut dan menjadi kota nomor satu tersehat di dunia. Indonesia juga berhasil masuk lewat kota Denpasar.

Dalam menyusun daftar rangking ini, Travel Supermarket memanfaatkan beragam sumber data seperti kelompok peneliti pasar Euromonitor International, TripAdvisor, Yelp hingga World Weather and Climate. Travel Supermarket juga memiliki beberapa aspek penilaian.

Beberapa aspek yang menjadi penilaian adalah jumlah ruang terbuka hijau dan pusat kebugaran. Kuliner juga menjadi aspek penilaian penting di dalam penilaian: jumlah toko makanan sehat dan restoran dengan opsi vegan di tiap kota.

Kota dengan pertumbuhan tertinggi di Bali

Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali mendorong Kota Denpasar menjadi pusat kegiatan bisnis, dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang memiliki pendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di Provinsi Bali.

Sejarah

Denpasar pada mulanya adalah sebuah taman. Namun taman tersebut tidak seperti taman pada umumnya, karena merupakan taman kesayangan dari Raja badung pada waktu itu, Kyai Jambe Ksatrya.

Pada waktu itu, Kyai Jambe Ksatrya tinggal di Puri Jambe Ksatrya, yang kini menjadi Pasar Satria. Taman ini unik, karena dilengkapi dengan tempat untuk bermain adu ayam.

Hobi Kyai Jambe Ksatrya adalah bermain adu ayam, oleh karena itu tidak jarang sang raja mengundang raja-raja lainnya di Bali untuk bermain adu ayam di taman tersebut.

Sebelumnya kawasan ini merupakan bagian dari Kerajaan Badung, sebuah dinasti Hindu Majapahit yang berdiri sejak abad ke-18 sampai 19.

Kerajaan tersebut ditundukan oleh Belanda pada tanggal 20 September 1906 dalam sebuah peristiwa heroik yang dikenal dengan Perang Puputan Badung.

Tradisi yang selalu dijaga

Di sana terdapat berbagai tradisi unik. Di antaranya adalah ritual kesurupan massal di Pura Petilan Kesiman, Denpasar. Orang sana menyebutnya ritual pengrebongan 8 hari setelah perayaan Kuningan.

Ini tradisi unik, karena selama prosesi banyak Penyungsung Pura (Umat Hindu) yang mengalami kesurupan.

Pada saat bersamaan puluhan orang mengalami transendensi, dan tiba-tiba berteriak histeris, menari, serta menusukan keris ke dada. Uniknya mereka tidak terluka sedikit pun.

Lainnya adalah budaya sesajen yang umum dilakukan masyarakat Bali. Berbagai makanan mereka persembahkan untuk dewa-dewi yang mereka yakini.

Ada juga ritual ngaben atau pembakaran mayat. Tradisi ini adalah wujud pembebasan jiwa manusia untuk kembali kepada Sang Pencipta.

Ngaben juga menjadi sangat unik dengan keberadaan replika bangunan meru dan lembu yang disertakan dalam prosesi kremasi tersebut.

Bahkan beberapa prosesi Ngaben yang digelar cukup besar dengan membuat meru dengan tinggi belasan meter, seperti salah satunya di lingkungan keluarga Puri Ubud sering menjadi pusat perhatian wisatawan di Bali.