Datanglah ke Kabupaten Lampung Timur. Disana terdapat sejumlah objek wisata yang mempesona. Selain keindahan alam berupa pantai yang bersih dengan ombak landai, ada wisata fauna dan budaya masyarakat setempat.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Lampung Arief Nugroho menjelaskan, paket wisata Lampung Timur sudah ada sejak lama.
Pengunjung dapat menghabiskan waktu seharian di tiga tempat tersebut yakni Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Pugung Raharjo, dan juga Desa Wana, desa wisata.
“Semuanya memang menjadi magnet wisatawan, terutama para peneliti yang gemar meriset budaya dan sejarah,” kata Arief Nugroho di Bandar Lapung, pekan lalu.
Paket wisata budaya dan alam tersebut rata-rata wisatawan mancanegara dan juga kalangan ilmuwan. Mereka biasanya mengadakan riset dan studi banding. Memang terdapat juga wisatawan umum, namun jumlahnya tidak banyak.
Pugungraharjo Lampung Timur
Ini adalah tempat wisata tertua. Namanya situs bebatuan Pugungraharjo. Di tempat ini, pengunjung dapat menikmati panorama alam dengan hamparan batu-batu bersejarah lampau.
Di tempat itu, terdapat sebuah rumah yang mengisahkan benda-benda bersejarah dan kehidupan manusianya pada zaman itu.
Taman Nasional Way Kambas
Destinasi wisata Lampung Timur, selain terdapat wisata bahari yakni pesisir timur Sumatra, juga tak kalah terkenalnya terdapat wisata terkenal lainnya yakni hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Di TNWK terdapat atraksi gajah main bola, kehidupan gajah sehari-hari makan dan mandi.
Rumah Sakit Gajah
Juga terdapat Rumah Sakit Gajah. Rumah sakit satwa pertana di Indonesia. Namun, di tempat ini atraksi gajah hanya dibuka pada hari-hari tertentu saja. Di TNWK tersebut terdapat penangkaran badak Sumatra.
Namun, pengunjung terkadang tidak bisa memasuki kawasan tersebut, karena harus steril, khawatir mengganggu kehidupan satwa yang dilindungi tersebut.
Desa Wana
Setelah itu, pengunjung melanjutkan sekali perjalanan ke Desa Wana di Kecamatan Melinting. Desa ini dihiasi rumah-rumah panggung juga bersejarah.
Wisata budaya dan sejarah menjadi santapan para pengunjung yang hobi menelusuri kehidupan masyarakat zaman kolonial hingga moderen.
Penulis: Abarahmasrina