Pemerintah berkomitmen mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia. Indonesia ingin menjadi negara basis industri halal di dunia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pemerintah terus mendorong berkembangnya ekonomi syariah di Indonesia. Salah satu langkahnya adalah dengan membidik para milenial agar berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi syariah ini.
“Kita menyadari dari segi nilai transaksi itu tinggi dari jasa wisata atau produk halal atau makanan, tetapi kita harus menyadari posisi Indonesia belum jadi produsen utama, kita masih lebih pada konsumen. Kita ingin memperkuat kemandirian ekonomi Indonesia termasuk dalam ekonomi syariah,” kata Bambang beberapa waktu lalu.
Bambang menuturkan potensi muslim global mencapai 1,8 miliar jiwa pada 2017. Hampir dua pertiganya merupakan generasi dengan usia di bawah 30 tahun. Ini menjadi potensi besar di seluruh dunia untuk bisa mengembangkan perekonomian.
Indonesia menjadi negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Penduduknya pun mayoritas berada di usia produktif termasuk generasi milenial didalamnya. Karenanya jika potensi ini didorong untuk terjun dalam ekonomi syariah maka Indonesia bisa menjadi negara basis industri halal.
“Mendorong itu penting karena kita ingin mengenalkan namanya halal lifestyle atau eknomi syariah kepada kalangan milenial. Kita yakin milenial ini ingin melakukan ekonomi saat ini dan masa depan dengan ekonomi etika yang sangat cocok dengan ekonomi syariah,” tuturnya.
Ia pun mendorong generasi milenial menjadi pelaku ekonomi syariah. Misalnya dengan menjadi pengusaha atau entrepreneur yang membidik sektor-sektor industri halal mulai dari fashion muslim, makanan, hingga jasa.
Menurutnya berdasarkan data Global Islamic Economy Indicator (GIEI), Indonesia berada di peringkat 10 sebagai konsumen industri halal. Pangsa pasar yang besar ini harus bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia menjadi produsennya.
Data The State of the Global Islamic Economy Report 2018-2019 menunjukkan besaran pengeluaran makanan dan gaya hidup halal dunia di 2017 mencapai USD 2,1 triliun dan diperkirakan akan terus tumbuh mencapai USD 3 triliun di 2023.
Faktor utama pertumbuhan tersebut adalah peningkatan jumlah penduduk Muslim dunia yang mencapai 1,84 miliar jiwa di 2017 dan akan terus meningkat hingga 27,5 persen dari total populasi dunia di 2023. Peningkatan ini berdampak pada permintaan produk dan jasa halal yang terdiri dari makanan halal, pariwisata halal, fesyen muslim, rekreasi dan halal travel, serta farmasi dan kosmetik halal.
“Pikiran inisiatif kita harap datang bukan dari generasi saya. Tapi milenial muda yang masih punya pemikiran kreatif mengenai masa depan,” ujar pria yang juga Sekretaris Dewan Pengarah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) ini.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…