Wisata halal Indonesia menjadi nomor 1 alias yang terbaik di dunia. Menteri Pariwisata Arief Yahya memberitahu rahasia pencapaian tersebut.
“Menjadi ranking 1 dunia dalam Indeks Wisata Halal yang diranking Cresscent Rating Mastercard, GMTI – Global Muslim Travel Index 2019, itu bukan pekerjaan instan, semua dilakukan by designed,” katanya kepada tfanews.com, Minggu (14/4/2019).
Menurut Arief, peringkat Indonesia dalam Global Muslim Travel Index terus meningkat tiap tahun. Tahun 2015 di peringkat 6, tahun-tahun selanjutnya di peringkat 4, 3, 2, dan di peringkat 1 di 2019.
“Ada 4 kriteria penilaian yang menjadi kriteria pemenang di Wisata Halal Terbaik Dunia yang biasa disingkat ACES, singkatan dari Access, Communication, Environment dan Service. 4 Lini Itulah yang terus diperbaiki, untuk menjadi juara,” ungkap Arief.
Arief menjelaskan satu per satu 4 hal itu. Soal Access alias konektivitas, Indonesia terus membenahi diri dalam konektivitas udara. Menurutnya, 70 persen turis datang ke Indonesia melalui udara.
“Indonesia membangun 15 bandara baru dan renovasi 27 terminal penumpang serta runway,” terangnya.
Untuk Communication, Indonesia dinilai banyak memiliki pemandu wisata dan tour planer di masing-masing daerah termasuk di Top 10 Muslim Friendly Destination Indonesia. Serta, promosi menggunakan digital dan penempatan media dalam jumlah besar juga jadi faktor penilaian.
“Untuk Environment (safety and culture, visitor arrivals, dan enabling climate), semakin berkembangnya atraksi yang Muslim Friendly yang ada Top 10 Muslim Friendly Destination Indonesia. Dari 2.289 atraksi alam terdapat 755 yang muslim friendly. Ada pula 1.260 atraksi budaya 705-nya Muslim Friendly. Serta terdapat 1,238 Islamic Heritage Site,” papar Arief.
Terakhir soal Service, Indonesia memiliki 6.333 restoran bersertifikat halal, jumlah hotel halal dan hotel ramah Muslim di Indonesia ada 68 hotel bersertifikat halal dan 118 hotel dengan dapur bersertifikat halal.
“Intinya adalah ada CEO komitmen yang kuat dari Kementerian Pariwisata yang direalisasikan dengan Design, Strategi dan Rencana Aksi (DSRA) yang konkrit, strategis dan semuanya terukur KPI dan progressnya serta sesuai dengan Global Benchmarking, GMTI dan TTCI dari WEF. Lalu komitmen pemerintah yang kuat dengan didirikannya Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), sehingga Bank Indonesia, OJK, BAPPENAS, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), terus menerus secara bersama-sama, Indonesia Incorporated, menjadikan Indonesia Pusat Industri Halal Dunia,” tutup Arief.