Kalau sudah beribadah di Tanah Suci, kemudian kembali ke rumah, jamaah biasanya ingin kembali lagi ke al-Haram. Mereka ingin lagi berumroh merasakan kenikmatan di sana.
Meski sering mengunjungi masjid di kampung halaman, berziarah ke Masjidil Haram terasa sangat berbeda. Ada nuansa megah, sehingga membuat hati bangga sebagai umat Islam.
Belum lagi pahala ketika beribadah di sana begitu besar. Berikut ini adalah kenikmatan beribadah di Tanah Suci yang harus Anda ketahui.
Berumroh sebagai Kebersamaan dalam Beribadah
Nuansa kebersamaan di sini bukan hanya sesama jamaah Indonesia. Tapi Muslim dari berbagai belahan dunia.
Ketika ada jamaah Indonesia yang jatuh misalkan, jamaah dari India yang kebetulan ada di dekatnya langsung membantu. Setidaknya dia akan memanggil petugas baladiyah untuk datang.
Badan menjadi bugar
Kebersamaan juga membuat badan bersemangat untuk bergerak. Ibadah sa’i yang lumayan jauh, menjadi ringan dilaksanakan. Ketika itu hati terasa begitu senang bersama-sama dalam ibadah.
Muslim dari berbagai negara ada di sana, tak peduli kaya atau pun miskin, pejabat atau sipil, semuanya mengenakan ihram dan sama-sama berlari kecil.
Termotivasi untuk bergerak dan saling membantu
Kebersamaan ini membuat diri ini termotivasi untuk bergerak bersama. Kalau ada yang membutuhkan bantuan, maka pasti jamaah akan bersemangat untuk memberikan bantuan.