Siapa pun yang mengunjungi Tanah Suci harus memiliki sikap-sikap berikut ini. Semuanya adalah modal utama untuk kelancaran ibadah di sana.
Tanah Suci adalah ladang pahala. Di dalamnya terdapat tempat suci (masy’ar) yang dulunya pernah dikunjungi para nabi dan menjadi tempat lahirnya nilai dan ajaran sakral.
Mereka telah mewariskan sifat-sifat terpuji yang hingga kini masih dijiwai umat Islam, termasuk para peziarah yang mendatangi al-Haram. Sifat tersebut adalah sebagai berikut.
Sabar
Peziarah Tanah Suci mutlak harus bersabar. Karena ada saja kendala yang dihadapi ketika berada di al-Haram.
Ketika berthawaf misalkan, jamaah akan berjalan beramai-ramai bersama Muslim dari berbagai belahan dunia.
Belum lagi kendala selama perjalanan. Pasti ada saja. Karena itu jamaah harus bersabar.
Sabar merupakan sifat terpuji yang dulu dicontohkan para nabi.
Berkorban
Untuk dapat sampai ke Tanah Suci, peziarah harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Tak hanya itu, mereka juga mengorbankan waktu untuk fokus beribadah.
Berkorban pernah dilakukan nabi Ibrahim saat hendak menyembelih anaknya, Nabi Ismail di sebuah bukit sekitar Mina.
Kesederhanaan
Peziarah Tanah Suci diajarkan untuk tampil sederhana. Orang kaya, miskin, pejabat, orang biasa, semuanya tampil mengenakan ihram. Mereka hanya mengenakan kain putih.
Saling menolong
Selama di Tanah Suci, jamaah pasti menghadapi kendala. Agar dapat menyelesaikan persoalan itu, mereka harus saling tolong menolong, sehingga segala persoalan dapat cepat terpecahkan.
Biasanya, para pendorong kursi roda jamaah umrah di tempat sa’i meminta bantuan orang sekitarnya ketika melewati jalur yang mendaki. Bantulah dia. insya Allah akan mendapatkan pahala yang besar.