Destinasi Dunia

Istana Dolmabahce, Saksi Akhir Kekhalifahan Islam di Turki

Istana Dolmabahce berdiri di depan bibir selat Bosporus. Termegah, terindah, dan termewah yang pernah pernah didirikan oleh peradaban Islam di Turki.

Istana Dolmabahce dibangun oleh Sultan Majid I. Alasannya, Istana Topkapi tak lagi mampu menampung keinginan sang Sultan yang menginginkan tempat tinggal yang super megah.

Berbeda Topkapi yang banyak mengeksplor keindahan keramik Iznir dan ukiran Turki, Dolmabahce lebih banyak menggunakan unsur kristal dan emas.

Itu yang menjadi alasan mengapa para pengunjung di Dolmabahce harus selalu ditemani oleh seorang guide yang telah disediakan pihak pengelola.

Tak seperti saat berkunjung di Istana Topkapi, pengunjung bebas saja masuk serta melihat-lihat ke dalam istana meski tanpa ditemani oleh guide.

Istanah Dolmabahce dan Kisah Penguasa

Ini lah istana yang menjadi saksi periode akhir kehidupan kekhalifahan Islam hingga pada 1924 sistem Khalifah di Turki benar-benar dihapuskan.

Istana ini mulai dihuni pada 1856 dan sempat dihuni oleh enam sultan terakhir. Keluarga kerajaan yang terakhir tinggal di tempat itu adalah Sultan Abdul Majid Efendi.

Undang-undang yang mulai berlaku pada 3 Maret 1924 menyebutkan bahwa kepemilikan istana dipindahkan dan menjadi warisan nasional Republik Turki baru.

Meski sistem kekhalifah Turki telah berakhir, namun kisah tentang Dolmabahce ini belum usai. Ia masih berlanjut sampai pada pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk, sebagai pendiri sekaligus presiden perta Republik Turki.

Ataturk menggunakan Dolmabahce sebagai tempat tinggalnya saat musim panas berlangsung. Bahkan pada masa akhir hayatnya, Ataturk menjalani perawatan medis di istana ini hingga akhirnya meninggal pada pada 10 November 1938.

Saat ini,  istana yang juga berfungsi sebaga museum itu dibuka untuk umum. Para wisatawan yang ingin berkunjung dikenakan biaya sebesar 20 Turki Lira (TL) atau setara dengan Rp 140 ribu dengan kurs 1 TL sama dengan Rp 7.000.

Di museum itu, para pengunjung dipandu oleh pemandu istana. Para pemandu tersebut menjelaskan istana ini dengan menggunakan bahasa Inggris bagi wisatawan mancanegara dan bahasa Turki bagi wisatawan lokal.

TFA News

Lihat Komentar

Recent Posts

Hegrah Al Ula, Saksi Bisu Kebeneran Kisah Nabi Salih dan Kaum Tsamud

Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…

2 months ago

Langkah Pemerintah Pakistan Kurangi Jumlah Pengemis di Arab Saudi

Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…

2 months ago

7 Tempat Doa Mustajab di Makkah, Dengan Niat Ikhlas Insyaallah Terkabul

Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…

2 months ago

Begini BPS Melakukan Survei Kepuasan Jamaah Haji 2024, Independen Tidak?

Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…

2 months ago

7 Julukan Kota Makkah dan Asal Usul Penamaannya

Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…

2 months ago

Dituding Mangkir dari Panggilan Pansus Haji, Ini Kegiatan Menag di Perancis

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…

2 months ago