Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat Didi Sukardi juga berharap, pusat pendidikan kopi internasional ini memiliki tujuan yang jelas. Apakah untuk menghidupkan petani, pelaku usaha atau hanya peserta pendidikannya saja.
Namun ia menilai gagasan mendirikan sekolah kopi ini cukup responsif. “Tapi yang dimaksud sekolah kopi itu seperti apa? Harus jelas dulu lembaganya, formal atau non formal,” katanya.
Sekolah kopi di pegunungan
Rencananya sekolah internasional ini akan didirikan di kawasan pegunungan, mengingat akan menyentuh pula sektor pariwiasata. Secara pribadi, Didi setuju pada rencana proyek tersebut. Agar, mampu meningkatkan potensi kopi lokal agar semakin terkenal di mancanegara.
Dengan begitu, kata dia, para petani dan pelaku usaha di Jabar dapat terangkat. Namun terkait pembentukan sekolah, tentunya itu berhubungan dengan komisi V.
“Tujuan dari sekolah itu meningkatkan pertanian, produktifitas petani . Dan yang paling penting meningkatkan kerjasama pemasaran kopi,” paparnya.
Menurutnya, perkembangan komoditas biji tanaman ini di Jawa Barat memang menujukan progres yang meningkat di era Gubernur Ahmad Heryawan. Indikasinya, dengan dikenalnya varietas biji lokal di level internasional.
“Dan saya kira progres yang sudah ditempuh di zaman Ahmad Heryawan itu harus ditindaklajuti oleh pemerintah selanjutnya,” katanya.