Jimly Asshiddiqie dan Tamu Allah yang Tak Diizinkan

Bagikan

Ahli hukum tata negara Jimly Asshiddiqie memiliki pengalaman unik saat berangkat haji sekitar tahun 1990-an. Ketika itu pesawat Garuda Indonesia yang ditumpanginya mengalami kendala, sehingga harus kembali ke Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.

Jimly Asshiddiqie dan cerita penumpang ingin keluar

Tiba di bandara, penumpang diharuskan tetap berada di kabin. Tidak boleh keluar.

“Tapi ada satu penumpang yang bersikeras ingin keluar. Awak kabin sudah memperingatkan berkali-kali, tapi tetap saja itu orang ingin meninggalkan pesawat,” kata mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini di Jakarta beberapa waktu lalu.

Mungkin tak diizinkan Allah

Petugas tak bisa memaksakan diri. Daripada membuat keributan, akhirnya penumpang itu dipersilakan keluar.

Setelah itu, pesawat tak mengalami kendala dan langsung terbang sampai Jeddah. “Mungkin Allah belum mengizinkan dia berangkat ke Tanah Suci. Karena itu meski sudah memenuhi syarat keberangkatan, dia tetap tidak bisa terbang bersama kita,” kata Jimly.

Dari situ dia semakin yakin, bahwa yang berangkat ke Tanah Suci hanyalah mereka yang diizinkan Allah.

Haji bukan sembarang ibadah. Di dalamnya terdapat hal-hal yang diluar nalar akal yang menjadi pelajaran berharga bagi siapa pun yang melaksanakannya.

Mereka yang ingin melaksanakan ibadah ini harus mempunyai persiapan lahir dan batin. Tak lupa, jamaah juga harus memperhatikan kehidupan orang sekitarnya, sehingga mereka tidak sengsara saat ditinggal ke Tanah Suci.