Peningkatan indeks kepuasan haji di tahun 2019, merupakan keberhasilan dari berbagai pihak yang telah ikut serta dalam menjalankan proses pelaksanaan haji.
Salah satunya dari sektor Penerbangan jamaah haji. Pasalnya hal tersebut menjadi salah satu prioritas Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti mengatakan Indonesia terbilang bisa mempertahankan kuota saat pemerintah Arab Saudi menurunkan kuota negara lain karena adanya rehabilitasi Masjidil Haram.
Polana juga mengatakan pada 2014 hingga 2016, jumlah jamaah haji yang diterbangkan memiliki angka yang relatif sama.
“Pada 2014 sampai 2016 setiap tahunnya ada 168.800 jamaah haji,” kata Polana.
Sementara pada 2017, dia mengatakan, terjadi peningkatan kuota jamaah haji mencapai 238 ribu orang. Kemudian pada 2018 turun sedikit kuotanya menjadi 221 ribu jamaah haji yang diterbangkan dari Indonesia.
Penerbangan jamaah haji Indonesia diketahui mendapatkan pelayaman dari dua maskapai yakni Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines.
Sementara untuk tingkat ketepatan waktu (OTP) Polana menjelaskan penerbangan Garuda Indonesia pada keberangkatan 2019 mencapai 95,07 persen dan kepulangan 90,14 persen.
Lebih lanjut, untuk penerbangan dengan maskapai Saudi Arabian Airlines ketepan waktu keberangkatan pada 2019 mencapai 97,55 persen. Sementara saat kepulangan mencapai 88,16 persen.
“Rata-rata OTP Garuda sejak 2014 hingga 2019 saat keberangkatan mencapai 96,13 persen dan kepulangan mencapai 81,74 persen. Sementara Maskapai Saudi Arabian Airlines rata-rata OTP nya saat keberangkatan 94,22 persen dan kebernagkatan 88,91 persen,” ungkap Polana.