Jumlah Petugas Haji 2024 Lebih Sedikit dari Tahun Lalu, Ini Langkah Kemenag

Bagikan

Seiring bertambahnya jumlah kuota haji Indonesia, petugas haji juga seharusnya ditambah untuk mempermudah jalannya proses penyelenggaraan haji baik di dalam negeri maupun di Arab Saudi.

Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) sebagai otoritas penyelenggara haji di Indonesia, terus melakukan upaya agar mendapat tambahan kuota bagi petugas haji kepada Pemerintah Arab Saudi.

Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo mengatakan, saat ini petugas haji dari Indonesia jumlahnya hanya satu persen dari total kuota jamaah haji 2024.

“Kementerian Agama terus melobi tambahan kuota petugas haji 2024. Petugas haji hanya 2.200 atau sekitar satu persen dari 241 ribu orang (peserta haji),” kata Wibowo Prasetyo di Jakarta, Jumat (17/11/2023).

Dikatakan Wibowo, bahwa kuota petugas haji untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024 jumlah lebih sedikit dibanding dengan tahun sebelumnya di mana jumlahnya mencapai 4.000 orang.

“Jelas ini masih sangat kurang. Harapannya lobi Menteri Agama membawa hasil positif. Semoga petugas haji bisa ditambah,” katanya.

Sementara itu jumlah kuota jamaah haji tahun 2024 semakin banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan asumsi penambahan kuota haji itu, seharusnya kuota petugas haji juga ditambah mengingat penyelenggaraan ibadah haji butuh banyak petugas.

Lebih lanjut, Wibowo mengatakan Kemenag telah melakukan sejumlah langkah persiapan untuk mempersiapkan pelayanan haji tahun 2024. Disebutkan, petugas dari Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kemenag segera berangkat ke Arab Saudi untuk mengecek komponen-komponen harga yang mempengaruhi besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).

Diberitakan sebelumnya, Kemenag mengusulkan BPIH tahun 2024 sebesar Rp 105 juta, lebih banyak dari usul BPIH tahun 2023 yang sekitar Rp 98,8 juta.

Penghitungan usul besaran BPIH tahun 2024 dilakukan berdasarkan nilai tukar rupiah dengan dolar AS dan riyal Arab Saudi serta komponen biaya penerbangan, akomodasi, konsumsi, transportasi, dan fasilitas pelayanan di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna).

“Laporan sementara terjadi kenaikan harga di beberapa layanan seperti katering, akomodasi, transportasi. Harga hotel kita belum tahu dengan kondisi resesi dunia. Kita tidak semata-mata mengusulkan harga naik tanpa ada argumentasi yang jelas,” katanya.