Kalimantan Selatan berpotensi untuk dikembangkan menjadi pusat industri halal. Provinsi dengan kota besar Banjarmasin ini dikenal dengan tradisi dan kearifan Islam setempat yang mengakomodasi budaya.
Kepala Wilayah Bank Indonesia (BI) Kalimantan Selatan (Kalsel) Herawanto mengatakan pihaknya berupaya mendorong pengembangan produk halal sebagai sumber ekonomi baru di daerah.
Wilayah ini mempunyai modal yang kuat untuk menjadi pusat ekonomi syariah serta sebagai sentra industri halal di regional Kalimantan. Pengembangan produk halal tersebut meliputi makanan , busana , dan pariwisata.
Herawanto mengungkapkan, pada gelar Festival Ekonomi Syariah 2018 di Balikpapan, perwakilan Kalsel berhasil meraih berbagai prestasi. Yaitu juara I tari oleh Sanggar Permata Ije Lela, juara I lomba nasyid oleh Zahro Voice, dan juara 2 lomba busana muslim oleh Haris Hidayatullah.
“Kami akan memperluas program pemberdayaan usaha pesantren dan pengembangan ekosistem rantai nilai halal. Khususnya makanan, fesyen, dan pariwisata,” katanya beberapa waktu lalu.
Pada 2018, pertumbuhan ekonomi Kalsel meningkat di kisaran 5,1-5,5 persen. Kemudian diprediksi kembali meningkat pada tahun 2019 di kisaran 5,4-5,8 persen.
Peningkatan pada tahun 2019 akan ditopang beberapa hal. Di antaranya adalah peningkatan investasi, konsumsi Rumah Tangga (RT), dan konsumsi Lembaga Non-Profit Rumah Tangga (LNPRT).
Dari sisi sektoral, pertumbuhan akan ditopang utamanya oleh sektor pertanian dan industri pengolahan. Selain itu, juga beroperasinya pabrik baru turunan CPO dan program B20.
Di sisi lain, prospek harga batu bara yang cenderung akan lebih rendah pada 2019 akan menahan pertumbuhan ekspor dan kinerja sektor pertambangan.