Oleh Ferry Aldina (Alumni Universitas Muhammadiyah Jakarta, Blogger Jakarta, Anggota Forum Lingkar Pena Bekasi)
Pantura terkenal dengan julukan “proyek abadi”. Jalur yang sering dilewati pemudik itu selalu ramai oleh Bus, mobil pribadi, dan sepeda motor. Ini merupakan pemandangan yang sudah biasa. Padatnya kendaraan, polusi dari asap knalpot, dan debu-debu jalanan adalah gambaran umum Pantura.
Iring-iringan musik dangdut dari pengamen Bus Pantura sudah lazim di telinga penumpang Bus kelas Ekonomi. Belum lagi pedagang asongan menambah sesak bus yang hampir over load. Fenomena ini jelas tidak mengenakkan. Namun apa daya Bus sudah menjadi transportasi yang merakyat.
Pantura memiliki medan yang ekstrim. Hanya supir berpengalaman yang bisa mengemudikan Bus Pantura. Jalanan Pantura yang berlubang butuh skill khusus supir untuk menghindarinya. Ditambah lagi jalur yang monoton lurus hampir tidak ada belokan sangat membutuhkan konsentrasi khusus dalam berkendara.
Aku duduk tepat di samping supir. Melihat matanya yang tajam seolah tidak ingin terbuyarkan fokusnya. Sesekali berhenti di tempat tertentu, katakanlah halte, tempat calon penumpang setia menunggu.
Namun ditengah suasana yang cukup memprihatikan selama di perjalanan menuju ke kampung halaman, ada penawar kegundahan hati ketika sesampainya di Pesona Ekowisata Pantai Karang Song.
Pantai Karang Song
Kita mulai dari Pantai yang terkenal se-Indramayu. Tidak ada wong dermayu (sebutan untuk orang Indramayu) yang tidak mengetahui Pantai Karang Song. Tempat wisata yang terletak di Desa Karangsong itu selalu penuh sesak di liburan sekolah. Semua orang berbondong-bondong ingin mengunjungi pantai yang berada di pusat kota tersebut.
Indramayu sendiri merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah 2.040 km2. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan. Tidak heran jika banyak ditemukan perahu, jaring, dan kapal besar di sepanjang jalan menuju pantai.
Tiket Masuk Super Murah
Perjalanan dari rumahku yang berada di Desa Babadan hanya ditempuh selama 15 menit. Jalanan menjadi lumayan padat jika pada hari libur anak sekolah. Meskipun kepadatannya belum bisa mengalahkan kota metropolitan seperti Jakarta atau Bekasi.
Sepanjang jalan menuju pintu gerbang Pantai Karang Song, kita akan disuguhi hamparan kapal-kapal nelayan yang “parkir” setelah menempuh perjalanan jauh. Kapal yang bersenderan dengan kapal lainnya itu seolah memperlihatkan kelelahan setelah menempuh perjalanan jauhnya.
Setibanya di pintu gerbang, ada petugas yang siap meminta uang tiket masuk. Karcis seharga Rp 5000 per kendaraan sudah cukup untuk menikmati indahnya Pantai Karang Song. Kita hanya dimintai uang parkir sebesar Rp 2000 setelah memasuki wilayah Pantai Karang Song.
Tanpa disadari bahwa setiap mata memandang jauh ke Pantai Karang Song, rasa takjub menyelimuti hati ini. Di tengah gersangnya Pantura ternyata masih ada oase indah yang bisa dinikmati. Desiran ombak kecil membasahi bibir pantai. Hamparan pasir berwarna coklat semakin mewarnai indahnya Mahakarya dari Sang Pencipta.
Salah satu daya tarik Pantai Karang Song adalah wisatawan bisa melihat langsung para nelayan yang sedang membongkar ikan hasil tangkapannya. Selain itu juga, para pengrajin yang sedang membuat langsung kapal ikan pun bisa dilihat oleh wisatawan. Inilah salah satu pembeda Pantai Karang Song dengan pantai lainnya.
Wisatawan juga dimanjakan dengan tempat pelelangan ikan yang tersedia di kawasan wisata Pantai Karang Song. Wisatawan bisa membeli langsung ikan yang masih fresh atau baru ditangkap. Jika ingin menikmati santapan ikan segar dengan olahan khas Sayur Asam Indaramayu, tersedia juga fasilitas Restoran Apung.
Restoran Apung adalah salah satu fasilitas wisata yang disediakan untuk para pengunjung. Saung atau rumah kecil yang terbuat dari bambu dengan view menghadap pantai sungguh memberikan suguhan yang tidak terlupakan untuk para wisatawan yang datang kesana.
Fasilitas lain pun disediakan seperti Tempat Parkir Kendaraan, Kamar Mandi, Penginapan, Mushola, dan lain-lain.
Untuk kalian gen milenial, sangat disayangkan jika tidak membawa kamera. Pantai Karang Song terlalu indah jika tidak diabadikan. View instagrammable, indahnya sunset, dan masih banyak spot foto yang bisa diambil.
Hutan Mangrove
Rasanya kurang lengkap jika ke Pantai Karang Song tidak mampir ke Hutan Mangrove. Kenapa? Karena Hutan Mangrove itu pelengkap daripada Pantai Karang Song. Ini merupakan daya tarik lainnya dari wisata Pantai Karang Song.
Akses menuju Hutan Mangrove tidak terlalu sulit. Kita cukup menyeberang dengan menggunakan perahu nelayan. Karcis untuk menaiki perahunya pun tidak mahal. Kita cukup merogoh kocek sebesar Rp 15.000 per orang dan tinggal duduk manis bersama penumpang lainnya sembari menikmati pemandangan selama berada di perahu.
Banyak spot menarik di Hutan Mangrove ini. Banyak warga setempat dan wisatawan luar yang menyempatkan berfoto ria di Hutan Mangrove. Selain sebagai objek wisata, Hutan Mangrove ini berfungsi sebagai pencegah erosi dan abrasi pantai.
Fungsi lain Hutan Mangrove juga sebagai pencegah intrusi air laut atau perembesan air laut ke daratan. Akar pohon bakau bisa mengendapkan lumpur sehingga dapat mencegah intrusi laut ke daratan.
TIPS TRAVELING Menuju PANTAI KARANG SONG
Dibagian akhir ini aku akan berbagi tips bagi siapapun yang ingin berwisata ke Pantai Karang Song. Ada beberapa tips yang cukup berguna, antara lain :
- Jangan malu bertanya.
Jika kalian pertama kali datang ke Indaramayu, jangan sungkan untuk bertanya langsung ke penduduk setempat. Warga Indramayu ramah dan enak diajak ngobrol. Daripada nyasar-nyasar nanti di google maps mending langsung tanya ke warga.
- Bawa juga perbekalan yang cukup.
Tapi saranku sih gak usah terlalu repot bawa makanan. Cukup bawa minuman botol saja. Kenapa gak usah bawa makanan? Supaya kalian bisa menikmati sensasi makanan laut yang segar langsung dari laut. Tanpa pengawet!
- Jangan lupa bawa kamera.
Ini perlengkapan yang wajib. Cukup kamera handphone saja. Abadikan setiap momen di Pantai Karang Song dan ceritakan di media sosial supaya banyak wisatawan datang ke wisata wong dermayu ini.
- Bawa kresek sampah.
Mari membiasakan diri untuk menjadi pribadi yang peduli dengan sampah. Aku cukup sulit menemukan tempat sampah di Daerah Pantai Karang Song. Jadi, sebaiknya bawa kresek sampah dari rumah masing-masing
- Be A kind tourist.
Kalau kita sebagai tamu harus jadi tamu yang baik ya. Jangan lupa bertegur sapa dengan warga jika bertemu. Ini menimbulkan kesan positif dan warga Indramayu pun senang dengan kehadiran kita.
Itu saja yang bisa diceritakan tentang Pesona Ekowisata Pantai Karang Song. Semoga semakin banyak wisatawan yang berdatangan dan menghidupakan kearifan lokal asli Indramayu tersebut.
SALAM INDRAMAYU REMAJA
“RELIGIUS MAJU MANDIRI SEJAHTERA”