Jamaah haji Indonesia memiliki kekhasan saat berada di Tanah Suci. Jumlah mereka banyak, tapi teratur. Taat peraturan. Tidak neko-neko.
Hal itu dikatakan Imam Majidil Haram Syekh Hasan bin Abdul Hamid al-Bukhari di Makkah. “Jamaah haji indonesia orangnya rapih, tawadhu, dan rendah hati walaupun jumlahnya dari seluruh dunia terbanyak Namun rapih dan teratur. Sehingga mudah bagi pemerintah Arab Saudi dalam melakukan pengaturan dalam penyelenggaraan ibadah haji,” kata Syekh Hasan saat ditemui di ruang kerjanya di Kampus Universitas Umm Al Qura, Makkah.
Jamaah haji Indonesia sudah banyak yang berdatangan ke Kota Makkah. Karena itu, pemerintah Arab Saudi pun sangat senang dan menyambut baik kedatangan jamaah Indonesia untuk melaksanakan salah satu rukun Islam tersebut.
“Mereka adalah tamu-tamu Allah,” kata Syekh Hasan.
Tak lupa, Syekh Hasan memberikan pesannya untuk jamaah haji asal Indonesia. Yaitu, agar jamaah mengingat kembali tujuannya datang ke Kota Makkah.
Yaitu, untuk mewujudkan persatuan umat Islam. Di mana, selama melaksanakan haji jamaah Indonesia akan berkumpul dengan jamaah haji lainnya dari seluruh dunia.
“Mereka semua berkumpul di Makkah tanpa memandang warna kulit, suku, dan ras. Tunjukkan persaudaraan sesama muslim,” kata Syekh Hasan.
Syekh Dr Hasan bin Abdul Hamid Bukhari, merupakan salah satu imam di Masjid Al Haram, Makkah. Dia juga merupakan cicit penghulunya para imam hadist, Imam Bukhari.
Di kampus Universitas Umm Al Qura, dia menjabat sebagai dekan di Fakultas Bahasa Arab. Sedangkan di Masjid Al Haram, selain sebagai imam, beliau juga kepala Idarah al-Muadzin atau sebuah unit yang beranggotakan 20 orang muazin. Dan, beliau juga kepala tim penyeleksi syekh-syekh yang ingin menjadi muazin di Masjidil Haram.