Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengajak 50 kepala desa dari Lombok Tengah untuk berdiskusi dalam FGD Pengembangan Destinasi Pariwisata Area I (Bali, NTB, NTT) yang digelar di Jakarta.
Asdep Pengembangan Destinasi Regional III Kemenpar Harwan Ekocahyo Wirasto mengatakan diskusi ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang peran kepala desa dalam mengembangkan destinasi pariwisata di wilayahnya masing-masing. Terlebih wilayah yang sudah memasuki kawasan ekonomi khusus (KEK).
“Seperti diketahui Mandalika adalah salah satu 10 destinasi prioritas yang tengah didorong menjadi Bali baru sebagai destinasi kelas dunia. Mandalika yang berada di Lombok Tengah merupakan wilayah yang ditargetkan bakal menyaingi Bali,” ucap Harwan dalam keterangannya Jumat (21/6/2019).
Harwan mengatakan untuk mempercepat pengembangan Mandalika dibutuhkan sinergi antar stakeholder, salah satunya dengan para kepala desa di kawasan tersebut. Harwan berharap kegiatan ini bisa memotivasi kepala desa yang hadir untuk mengembangkan desa mereka sebagai desa wisata sehingga mampu meningkatkan perekonomian warganya.
Selain itu, Harwan mendorong kepala desa agar mau mengajak warganya mengambil peran dalam meningkatkan pariwisata.
“Yang utama, kesadaran masyarakatnya akan pariwisata terlebih dulu. Setelah ada kesadaran, maka akan lebih mudah mengarahkannya. Tujuan pariwisata itu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” tambah Harwan.
Sementara itu, Vitria Aryani dari Tim Percepatan Pengembangan Desa Wisata mengatakan peran kepala desa amat penting karena tanpanya desa wisata akan sulit terwujud.
“Jadi bapak-bapak memang harus kreatif dengan tetap mempertahankan kekhasan daerah atau desa setempat. Pertahankan budaya dan sistem yang ada karena inilah yang menjadi nilai jual,” kata Vitria.
Vitria mencontohkan kegiatan memandikan kerbau di desa. Menurutnya, bagi warga setempat mungkin hal ini biasa, tapi bagi wisman ini sebuah kegiatan yang menarik.
“Bayangkan mereka mau membayar untuk berbasah-basahan, berkubang dalam lumpur demi memandikan kerbau. Pengalaman ini yang akan mereka bawa pulang,” kata Vitria.
Lombok Tengah merupakan KEK yang menjadi bagian usaha Kemenpar dalam menjadikan Lombok sebagai destinasi kelas dunia. Lombok Tengah sendiri terdiri dari 139 desa dengan beberapa di antaranya telah mengembangkan desa wisata yang mampu mendatangkan wisatawan mancanegara.
Pada acara FGD tersebut, 50 kepala desa dari Lombok Tengah diajak juga untuk membahas bagaimana mengembangkan kawasan lain di Nusa Tenggara Barat (NTB). Mulai dari diskusi tentang pengembangan destinasi pariwisata provinsi NTB, pengembangan destinasi desa wisata, pengembangan destinasi Geopark Gunung Rinjani, dan pengembangan destinasi pariwisata Prioritas Mandalika.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…