Kembangkan Pariwisata Halal, Aceh Harus Bentuk KEK

Bagikan

Kalau ingin mengembangkan wisata halal, Daerah Istimewa Aceh harus membentuk kawasan ekonomi khusus (KEK). Area tersebut akan menjadi destinasi andalan sehingga wisatawan dari berbagai daerah akan termotivasi untuk berkunjung ke sana.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata, Arief Yahya, beberapa waktu lalu. Berdasarkan pengalaman pengembangan KEK Pariwisata di sejumlah tempat, Arief meyakini jika Tanah Rencong membangun kawasan yang sama akan membangkitkan destinasi wisata halal sehingga semakin mengangkat citra Aceh di mata dunia.

Usulan tersebut disampaikan Arief kepada PLT Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Aceh Jamaluddin.  Arief mengatakan, perizinan bagi investor akan jauh lebih mudah jika Aceh memiliki sebuah KEK. Selain itu, pemenuhan infrastruktur penunjang juga akan diprioritaskan oleh pemerintah.

Manfaat kawasan ekonomi khusus Aceh

Kawasan ekonomi khusus Mandalika (ilustrasi)

Salah satu bukti manfaat dari KEK yakni di Nusa Dua, Bali, serta Lombok, NTB. Kedua daerah tersebut langsung mengalami perkembangan pesat di sektor pariwisata setelah menjadi KEK.

“Aceh sedang bersiap menjadi salah satu world best halal destination. Potensi Aceh sebagai destinasi halal sudah tidak diragukan,” kata Arief dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.

Menurut Arief, saat ini, Aceh bersama Lombok tengah mengarah untuk menjadi destinasi wisata halal. Namun, khusus Aceh, masih menghadapi masalah aksesibilitas. Usulan pembentukan KEK Pariwisata di Aceh juga bukan tanpa dasar. Menurut dia, minat masyarakat setempat untuk menjadikan Aceh sebagai kawasan wisata halal cukup tinggi.

Segmen wisatawan

Wisatawan dari Cina Selatan dan India merupakan segmen wisatawan yang dapat ditarik ke Aceh. Sebab, penduduk Cina Selatan didominasi oleh warga muslim yang juga memiliki potensi sebagai kantong wisatawan. Warga Cina Selatan menyukai Indonesia karena pantai dan kuliner ikan cakalang.

Sementara India, juga menjadi pasar wisatawan yang potensial karena 40 persen penduduknya merupakan muslim.

“Untuk itu, bila ada maskapai yang mau membuka rute baru penerbangan, Kemenpar akan memberikan insentif hingga 50 persen. Kemenpar siap memberikan subsidi di awal-awal bagi penerbangan yang membuka rute baru karena permintaanya pasti masih kecil, khususnya rute dari dan ke China Selatan serta India,” ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Gubernur , Nova Iriansyah, menuturkan, jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat. Pada 2017 procinsi ini mampu menarik 2,3 juta wisatawan lokal. Selanjutnya, pada 2018 meningkat menjadi 2,5 juta wisatawan lokal. Adapun untuk 2019, pemerintah setempat menargetkan bisa menarik 150 ribu wisatawan dari mancanegara.