Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai merekrut tenaga kesehatan haji di Arab Saudi. Hal ini dilakukan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk jamaah haji di Tanah Suci.
“Ini prosedur rutin yang kami laksanakan setiap tahun,” ungkap Kepala Pusat Kesehatan Haji, Eka Jusup Singka, dalam keterangan tertulis pada Kamis (7/3).
Berlangsung 3 hari
Proses rekrutmen akan berlangsung selama 3 hari, mulai 6 hingga 8 Maret 2019. Dalam pelaksanaannya, Pusat Kesehatan Haji Kemenkes bekerja sama dengan Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Jeddah.
Output-nya adalah mendapatkan 170 orang tenaga pembantu kesehatan (TPK). Mereka akan mendukung pelaksanaan tugas para PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan.
“Para calon TPK ini nantinya akan bertugas membantu keseharian para PPIH. Ada yang sebagai tenaga kebersihan, sopir ambulans, pengemudi kendaraan operasional, mekanik, Pendamping Orang Sakit (POS) dan juga administrasi perhajian,” terang Eka.
Tak harus WNI
TPK tidak hanya berasal dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang tengah bermukim, bekerja, atau belajar di wilayah Arab Saudi dan sekitarnya. Ada juga Warga Negara Asing (WNA) Arab Saudi yang berminat menjadi TPK. Saat ini terdapat 286 orang yang melamar sebagai calon TPK.
Mereka akan menjalani beberapa tahapan seleksi yakni antara lain seleksi administrasi, tes wawancara, dan ujian praktik. Hasil seleksi akan diumumkan pada 10 Maret 2019 melalui website KJRI Jeddah. Secara resmi akan diumumkan bersamaan dengan hasil seleksi tenaga pendukung PPIH Kemenag.