Keraton dan Istana Sebagai Objek Wisata Kalbar

Bagikan

Oleh Gusti Muhammad Ridho, Universitas Tanjungpura, Pontianak

Bunga sekuntum diatas batu, Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh!
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Keraton adalah tempat kediaman ratu atau raja; istana raja. Terdapat beberapa macam Kerajaan yang berada di wilayah Kalimantan Barat, dan meninggalkan bangunan bersejarah yang masih tersisa.

Menurut saya, sebuah kota atau pun daerah tidak hanya bisa ditelusuri dari perjuangan masyarakatnya, tapi bisa melalui kondisi geologi, masih banyak saksi bisu lainnya yang bisa menceritakan perjalanan masa lalu sebuah kota atau pun desa.

Sejarah juga menjadi kekuatan untuk mengingat sebuah perjuangan para pejuang terdahulu, dan meninggalkan berbagai peninggalan untuk dijadikan kenangan-kenangan yang manis. Di Provinsi Kalimantan Barat, punya beberapa bangunan yang unik dan bersejarah berupa Keraton.

Ada juga Masjid Jami’yang berada di dalam kompleks keraton tersebut. Warna kuning, biru dan hijau mendominasi bangunan Keraton yang bersejarah sehingga nuansa Melayu sangat terasa jika kita berkunjung.

Berikut beberapa keraton yang pernah saya kunjungi dan keraton yang belum dikunjungi, untuk yang belum dikunjungi penulis hanya melampirkan foto dan informasi untuk Keraton tersebut.

Tidak hanya itu, di Artikel yang saya tulis ini juga terdapat sejarah singkat dan cerita mengenai Keraton. Semoga bisa menambahkan pengetahuan bagi pembaca.

Keraton Ismahayana Landak

Kerajaan Ismahayana Landak berlokasi di Desa Raja, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Keraton Ismahayana Landak memiliki kronik sejarah yang relatif panjang, meskipun sumber-sumber tertulis yang membuktikan sejarah kerajaan ini bisa dikatakan sangat terbatas.

Sama halnya dengan sumber dari cerita-cerita rakyat yang muncul di Ngabang, Kalimantan Barat, tempat di mana kerajaan ini berada. Kendati demikian, bukti-bukti arkeologis juga ada.

Berupa bangunan istana kerajaan (keraton) hingga atribut-atribut kerajaan yang masih dapat kita saksikan hingga kini dan juga buku Indoek Lontar Keradjaan Landak yang ditulis oleh Gusti Soeloeng Lelanang (raja ke-19) pada tahun 1942, membuktikan perjalanan panjang kerajaan ini.

Secara garis besar terbagi ke dalam dua fase, yakni fase Hindu dan fase Islam, ini telah dimulai sejak tahun 1275 M, dan Kerajaan Landak menjadi kerajaan Paling tua di Kalimantan Barat.

Wilayah kekuasaan Kerajaan Ismahayana Landak kira-kira mencakup seluruh Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Pada tiga periode awal, secara geografis wilayah yang dikuasai kerajaan ini meliputi daerah sepanjang Sungai Landak berikut sungai-sungai kecil yang merupakan cabang darinya. Sungai yang merupakan anakan Sungai Kapuas ini memiliki panjang sekitar 390 km.

Ditengarai bahwa alasan pokok para pendahulu Kerajaan Landak memilih bantaran Sungai Landak sebagai tempat bermukim adalah karena di sepanjang sungai ini memiliki potensi kekayaan alam yang luar biasa, yakni intan dan emas, bahwa intan terbesar yang pernah ditemukan dan dimiliki oleh Kerajaan Landak bernama Palladium Intan Kubi (intan ubi) dengan berat 367 karat.

Setelah penemuan itu, intan tersebut diberi nama sebagai Intan Danau Raja. Intan ini ditemukan tatkala Raden Nata Tua Pangeran Sanca Nata Kusuma Tua (1714–1764) bertahta sebagai raja Landak ke XIX di Bandong. Lebih lanjut, sebagai sebuah kerajaan, Landak tidak menutup diri dengan dunia luar.

Kerajaan ini justru aktif menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di sekitar Kalimantan Barat. Relasi yang dibangun adalah hubungan kekerabatan, seperti dengan Kesultanan Sambas Alwazikhubillah, Kerajaan Mempawah Amantubillah, Kerajaan Sanggau, Kerajaan Matan, dan Kerajaan Tayan.